Jadilah
seperti Khadijah r.a.
Ingatlah bahwa:
1.
Semua bencana terpulang kepada istri yang buruk, yang
tidak dapat membuat tentram hati suaminya bila berada di rumah dan tidak
membuat senang mata suaminya ketika memandangnya.
2. Tidak pantas bagi seorang istri yang cantik rupanya
untuk merusak kecantikannya itu dengan perangai yang tidak baik, dan tidak
pantas pula bagi istri yang jelek rupanya untuk menggandakan kejelekannya itu
dengan kejelekan perangainya.
3. Istri yang buruk: perkataannya berupa ancaman, suaranya
meninggi, dan kegemarannya menguburkan kebaikan suami tetapi menyebarkan
keburukannya. Tidak ada rasa kasih sayang di hatinya terhadap suaminya, dan
sangat kurang kepedulian dalam mengurusnya. Dia amat suka mencerca suaminya dan
mencerca orang-orang lain. Jika dia berbicara kepada suaminya, telunjuknya di
arahkannya kepadanya. Dia bisa-bisa saja menangis, padahal dialah sesungguhnya
yang jahat. Rumahnya berantakan dan pekerjaan rumah terbengkalai. Lidahnya
telah dipenuhinya dengan kebohongan, dan darahnya telah dilumurinya dengan
kejahatan.
4.
Istri yang paling baik adalah istri yang paling lama
jika berdiri (paling banyak melayani suaminya), paling sopan jika sedang duduk,
dan paling jujur jika berbicara. Jika dia lagi marah, dia pandai meredam
marahnya itu. Jika tertawa, dia hanya tersenyum dan tidak terbahak-bahak. Jika
membuatkan sesuatu untuk suaminya, dia melakukan dengan sebaik-baiknya.
Kesukaannya adalah menaati suaminya dan selalu berdiam di rumah. Dia disegani
oleh para tetangga, rendah hati, dan berbadan subur (untuk melahirkan) serta
sangat menginginkan punya anak.
Beberapa wasiat yang dapat
mengantarkan seorang perempuan menjadi istri yang baik:
· Hindari memakai pakaian dapur yang penuh dengan
bau bawang putih, bawang merah, ikan, sayur-sayuran, dan lain-lain, jika
berdekatan dengan suami.
· Janganlah menatap laki-laki yang ada di televisi
dengan terlalu di hadapan suami, agar suami tidak merasa bahwa dia ternyata
bukan milikmu satu-satunya.
·
Janganlah sikali-kali keluar dari rumah tanpa
izin darinya, dan janganlah pula sekai-kali memasukkan laki-laki lain ke dalam
rumah tanpa izin darinya.
·
Janganlah melakukan puasa sunnah kecuali dengan
izin darinya.
·
Mendidik anak dan mengarahkannya kepada kebaikan
adalah tugasmu bersama suami, dan jangan sampai bertengkar di hadapan mereka.
· Jika suami sedang marah, jangan sekali-kali
menyela perkataannya, dan jangan pula sampai memperuncing mesalah akan tetapi
bantulah dia untuk meredam kemarahannya walaupun dengan cara diam, misalnya.
·
Janganlah sikali-kali menuntut sesuatu yang dia
tidak mampu memenuhinya.
·
Janganlah sekali-kali menuduhnya pelit,
sekalipun sebenarnya dia memang pelit. Akan tetapi, obatilah kekurangannya itu
dengan cara-cara lain, seperti memuji sifat-sifat baik yang ada pada dirinya,
atau mengingatkannya akan pemberiannya kepadamu pada masa lalu. Misalnya dengan
mengatakan, ”Sesungguhnya kanda baik sekali ketika memberiku ini minggu lalu.”
· Berusahalah agar suami tidak melirik perempuan
lain di luar rumah yang penampilannya jauh lebih anggun dari dirimu.
· Berhiaslah dengan perhiasan yang disukai oleh
suamimmu, bukan dengan yang disukai oleh dirimu sendiri. Maka jika dia
menyenangi suatu parfum atau suatu pakaian, yang engkau sendiri sebenarnya
tidak menyenanginya, maka tetaplah menggunakannya demi memenuhi kesenangannya.
Sebab engkau berhias sebenarnya untuknya, bukan untuk dirimu.
·
Pujilah suamimu selalu atas kebaikan apapun yang
ada padanya, tapi jangan sampai berlebih-lebihan.
·
Mintalah doa darinya.
·
Berusahalah agar suamimu berkata ketika melihat
perempuan-perempuan lain lebih cantik dan lebih anggun dari dirimu,
”Sesungguhnya istriku labih cantik dari kamu semua, dan aku tidak akan mencari
seseorang perempuan lain pun selainnya.”
·
Siapkanlah makanan yang disukainya menjelang dia
pulang ke rumah.
· Sibukkanlah anak-anak dengan berbagai kegiatan
agar berkurang kegaduhan di dalam rumah yang bisa membuat pikiran suami tidak
tenang.
·
Sebarkanlah aroma yang wangi di setiap sudut
ruangan rumah.
· Janganlah engkau menunggu-nunggu agar suamimu
meminta dirimu untuk berhubungan intim dengannya, melainkan nampakkanlah
kepadanya hasratmu untuk itu dengan cara menggeraikan rambut, memakai pakaian
yang agak tipis, menggunakan parfum yang baunya menggoda, mengucapkan kata-kata
romantis, atau memandang ke arahnya dengan pandangan penuh hasrat. Dan jangan
sekali-kali lebih dahulu tidur darinya kecuali dalam keadaan darurat.
·
Janganlah sampai suamimu merasa menyesal
terhadap hari perkawinannya dengan dirimu lantaran buruknya sikap dan
perlakuanmu terhadapnya.
·
Jangan sekali-kali tidak menuruti kemauannya,
sekalipun kemauannya itu tidak engkau senangi, selama ia tidak menginginkan
perbuatan maksiat kepada Allah SWT.
·
Suamimu tentunya berangan-angan agar engkau
mendampinginya pada waktu-waktu sulit dan tetap setia kepadanya ketika ia
menderita kekurangan. Maka jika ia sedang tidak mampu memberikan makanan yang
terbaik bagimu, atau membelikan pakaian yang mahal untukmu, atau menyediakan
alat-alat elektronik yang bagus untukmu, maka janganlah engkau berpaling darinya
dan memandang orang lain yang keadaan keuangannya jauh lebih baik darinya, agar
ia tidak merasa bahwa engkau kawin dengannya hanyalah karena mengharapkan
hartanya, bukan karena mengharapkan perhatian, kasih sayang, dan kesetiaan
darinya.
·
Tidak ada kebaikan yang terbaik bagi seorang
mukmin setelah takwa- selain dari istri yang shalehah, yang jika ia
menyuruhnya, dia taat, jika ia memandang kepadanya, dia menyenangkan, dan jika
ditinggal pergi, dia mampu memelihara kesucian dirnya dan menjaga harta suaminya.
Maka berusahalah engkau menjadi kebaikan yang terbaik tersebut.
·
Berusahalah agar perkawinannya denganmu menjadi
penyejuk hati, penenang jiwa, dan pelepas dahaga bagi dirinya.
·
Temanilah suamimu makan, dan jangan sampai tidak
melakukannya, misalnya dengan alasan lagi kenyang.
·
Nampakkanlah wujud perhatianmu kepadanya,
misalnya dengan menyiapkan makanan baginya menjelang kepulangannya ke rumah.
·
Tundalah keluhan atau masalah darimu sampai
suamimu selesai makan dan istirahat sebentar dari kelelahannya, ataupun setelah
medengarkan keluhannya sendiri.
·
Janganlah ikut campur terhadap setiap urusannya,
mencari tahu seluk-beluk kehidupannya yang dulu, membuka-buka surat-suratnya,
dan lain-lain, dengan alasan bahwa engkau adalah istrinya. Janganlah seperti
itu, melainkan cukupkan saja dengan apa-apa yang disampaikannya kepadamu.
Apa-apa yang tidak disampaikannnya, janganlah engkau menuntut-nuntutnya dan
memaksanya untuk membukakan rahasianya kepadamu.
·
Temanilah ia dalam berhubungan intim, maksudnya
janganlah engkau bersikap dingin ketika itu bagaikan jenazah dihadapan orang
yang memandikannya.
·
Jangan sekali-kali sampai ada seorang pun-betapa
pun dekatnya denganmu-yang mengetahui rahasia suamimu ataupun mengetahui
rahasia hubungan intimnya dengan dirimu.
·
Tunjukanlah kepada suamimu bahwa ia adalah orang
satu-satunya dalam hidupmu, tidak ada seorang pun selainnya dalam hatimu.
·
Jadikanlah kata-kata berikut sebagai ucapan
sehari-harimu di hadapannya, ”Semoga Allah memberkatimu”, “Semoga
Allah membalasimu dengan yang lebih baik”, ”Maaf ya suamiku”, ”Mana yang terbaik
menurutmu, aku akan ikut”, “Aku sangat senang dengan baju yang engkau
belikan ini”, dan lain-lain yang seumpama dengan itu.
·
Jika suamimu datang membawakan sesuatu untukmu,
maka tunjukkanlah bahwa engkau merasa senang menerimanya dan berterima kasihlah
kepadanya, sekalipun sebenarnya tidak demikian.
·
Hubungilah suamimu sekali-kali dengan telpon
jika ia sedang berada di tempat kerjanya, atau jika ia sedang di luar kota agar
dia merasa bahwa engkau ada perhatian terhadapnya dan bahwa engkau merasa kesepian tanpa
dirinya.
·
Hindarilah apa saja yang dapat menimbulkan
kemarahan suamimu.
·
Istri yang shalehah adalah istri yang dapat
mengantarkan suaminya kepada kehidupan akhirat dan mampu memberikan kesenangan
baginya di dunia ini.
·
Bantulah suamimu dalam menaati Allah SWT.
Ingatkanlah ia selalu jika lalai dalam shalatnya, anjurkanlah kepadanya untuk
sering-sering membaca Al-Qur’an, dan ingatkanlah ia agar selalu mencari rezeki
dengan cara yang halal.
·
Tatalah rumah dengan rapi dan jagalah selalu
kebersihannya agar dia merasa senang bila berada di rumah.
·
Jagalah harta suamimu, jangan dibelanjakan untuk
hal-hal yang tidak perlu, jangan pula tanpa izin darinya.
·
Jagalah kesucian dirimu baik-baik dengan
menghindari tempat-tempat yang bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan di
sana.
·
Hormatilah keluarganya, jamulah mereka dengan
baik bila mereka datang bertamu ke rumah. Lebih baik lagi jika lebih dahulu
datang bertamu ke rumah mereka, sekalipun mereka memutuskan silaturahmi denganmu.
·
Hormatilah tamu-tamu suami yang datang ke rumah
dan jangan menampakkan rasa bosanmu jika mereka agak sering datang.
·
Hiburlah suamimu ketika dia mendapat musibah,
dan hadapilah musibah itu dengan sabar dan tawakkal kepada Allah, jangan sampai
engkau merasa gelisah, berkeluh-kesah, bahkan marah karenanya.
·
Janganlah ber-haddad (meninggalkan
berhias-hias dan berharum-harum) ketika salah satu dari orang tua meninggal
melebihi tiga hari, sebab hanya ketika suami meninggal saja engkau boleh ber-
haddad agak lama, yakni empat bulan sepuluh hari.
·
Bangunlah lebih dulu ketimbang suami, dan
siapkanlah sarapan pagi untuknya serta pakaian yang rapi untuk dia berangkat
kerja.
·
Berdirilah di sampingnya ketika ia memakai
pakaian untuk berangkat kerja dan juga ketika ia akan meninggalkan rumah.
·
Perhatikanlah kerapian penampilannya, sekalipun
ia sendiri tidak peduli dengan kerapian penampilannya itu.
·
Sambutlah kedatangan suami sepulang kerjannya
dengan sambutan yang baik dan hangat. Lebih baik lagi jika engkau mengajak
anak-anakmu ikut menyambut kedatangan bapaknya. Dan jangan lupa merapikan
pakaian, rambut, dan dandananmu ketika menyambutnya itu.
·
Tolonglah pekerjaan suamimu semampumu jika ia
membawa tugas kerjanya pulang ke rumah.
·
Lemah-lembutlah ketika berbicara dengannya dan
hadapkanlah wajahmu kepadanya ketika itu agar ia merasa tentram jika berbicara
denganmu.
·
Panggillah suamimu dengan panggilan yang
disukainya.
·
Rundingakanlah dengannya tentang urusan apa saja
yang memang patut dirundingkan dengannya, seperti tentang rumah, keuangan
(belanja), pendidikan anak, dan lain-lain.
·
Berbesar hatilah engkau menghadapi kekeliruan,
kesalahan, dan kekurangan suami, jangan sampai merasa angkuh, sombong, dan
tinggi hati terhadapnya.
·
Jagalah selalu rahasia suamimu dan jangan sampai
membukanya kepada sorang pun, betapa pun dekatnya orang itu dengan engkau.
·
Peliharalah peralatan suami dengan baik, jangan
sampai tidak memperhatikannya.
·
Jangan sampai kamu ikut campur ketika suamimu
memarahi anak-anak untuk mendidik mereka, dan jangan sekali-kali memberikan
kepada mereka sesuatu yang dilarang oleh suami kepada mereka.
·
Didiklah anak-anak dengan baik dan perhatikanlah
makanan dan pakaian mereka.
·
Janganlah sekali-kali membandingkan dirinya
dengan dirimu atau dengan tetangga, atau dengan siapa pun, karena hal ini akan
membuatnya berkecil hati.
·
Jika engkau ingin memberikan sebuah nasehat
kepadanya, maka sampaikanlah dengan kata-kata yang baik dan bijaksana dan
jangan menyampaikannya di hadapan anak-anak.
·
Perhatikanlah kondisi suamimu terlebih dahulu jika
ingin mengajaknya pergi rekreasi, atau berkunjung ke rumah saudaranya, dan
sebagainya.
·
Perbaharuilah selalu susunan perabot rumah
tangga, terutama menjelang suami kembali dari perjalanannya. Dan katakan
kepadanya bahwa hal itu engkau lakukan hanyalah demi menyenangkan hatinya.
·
Jangan sekali-kali engkau mengatakan kepadanya,
“Sungguh aku taat kepadamu hanyalah karena mendekatkan diri kepada Allah,”
sekalipun sebenarnya engkau berbuat demikikian memang hanya karena Allah.
·
Jadikanlah dirimu siap selalu jika diminta
secara mendadak untuk melakukan sesuatu.
·
Buatlah makanan yang sesuai kebutuhan dan
seleranya.
·
Sesuaikanlah dirimu dengan kondisi kehidupan
suamimu dan kondisi pekerjaannya.
·
Terangkanlah kesibukan suamimu kepada sanak
saudaranya agar mereka menyadari mengapa saudaranya itu jarang berkunjung ke
rumah mereka.
·
Sadarilah bahwa keberhasilan suamimu adalah
keberhasilanmu juga.
·
Carilah kegiatan-kegiatan tertentu yang
bermanfaat dan tidak bermaksiat yang dapat menghibur dirimu di rumah ketika
suamimu sedang pergi bekerja.
·
Hargailah kebaikan-kebaikannya dan berusahalah
memaafkan atau melupakan kesalahan-kesalahannya.
·
Ciptakanlah suasana santai dan ceria di dalam
rumah.
·
Ingatkanlah ia pada kesuksesan-kesuksesannya
yang telah ia raih pada masa lalu.
·
Mintalah pendapatnya selalu, dan jika ia
mengemukakan pendapat, dukunglah sepenuhnya.
·
Akuilah selalu kabaikannya kepadamu, memang
dialah yang selalu mendampingimu, melindungimu, memperhatikanmu, dan juga
memenuhi segala kebutuhan hidupmu lahir dan batin.
·
Janganlah sekali-kali berbuat curang kepadanya,
karena lobang kehancuran rumah tangga bisa berawal dari lubang yang sedikit
itu.
· Sering - seringlah memandang suamimu dan
bersenda - gurau dengannya, dan janganlah pelit memberikan sentuhan sayang
kepadanya.
· Mintalah kepada suamimu untuk menceritakan
kepadamu perihal dirinya, atau pekerjaannya, dan sebagainya, lalu dengarkanlah
penjelasannya itu dengan baik tanpa memotong pembicaraannya.
· Mengapa tidak menghubungi (menelpon) suamimu
beberapa menit ketika ia sedang bekerja untuk mengatakan kepadanya bahwa engkau
merindukannya, atau untuk menyarankannya agar berhati-hati dalam bekerja?
·
Jangan remehkan gerakan-gerakan sederhana darimu
terhadapnya tapi sungguh berarti baginya, seperti memeluh atau menciumnya
ketika ia akan berangkat kerja sambil mengatakan, “Selamat bekerja sayang.”
Atau, “Hati-hati di jalan, Cinta” atau, “Jangan pulang
terlambat, ya.” Dan sebagainya.
·
Hormatilah ibunya, telponlah ia sekali-sekali,
kirimkanlah salam kepadanya, berilah ia hadiah, sering-seringlah menjenguknya,
dan kenalilah apa-apa saja yang disukainya untuk bisa diberikan kepadanya serta
apa-apa saja yang tidak disenanginya agar dijauhi darinya. Jika engkau datang
bertamu ke rumahnya, berbicaralah dengannya secara baik dan sopan. Sebutkanlah
kabaikan-kebaikan anaknya kepadanya dan pujilah kepandaiannya mendidik anaknya
dahulu. Jangan sekali-kali membicarakan pertengkaranmu dengan suami kepadanya.
Jangan membantahnya, sekalipun menurutmu apa yang disampaikannya adalah kurang
benar. Sebutkanlah kepadanya bahwa berkat doanya engkau dan anaknya hidup rukun
dan bahagia. Dekatkanlah anak-anakmu kepadanya. Semua itu akan membahagiakan
hatinya dan hati suamimu sendiri, sehingga ia semakin sayang kepadamu dan
berusaha untuk berbuat yang serupa terhadap ibumu sendiri.
Nasihat Ummu Iyas di hari
pernikahan putrinya:
Putriku tersayang, sesungguhnya sebentar lagi engkau akan
meninggalkan rumah tempat engkau lahir dan dibesarkan menuju rumah baru bersama
seorang laki-laki yang sebelumnya tidak engkau kenal, seorang teman hidup yang
belum engkau ketahui watak dan karakternya. Jadilah engkau bagaikan seorang
hamba wanita baginya, niscaya ia akan menjadi bagaikan seorang budak pria
bagimu. Peliharalah sepuluh sifat untuknya yang kesemua sifat itu akan menjadi
perbendaharaan berharga bagimu:
1.
Khusyu (bersungguh-sungguh) melayaninya sambil bersikap
qana’ah (menerimanya apa adanya).
2.
Mendengarkan kata-katanya dan patuh terhadap
perintah-perintahnya.
3. Peliharalah pandangannya terhadapmu, jangan sampai
matanya menjadi berdebu ketika melihat penampilanmu yang tidak rapi dan kotor.
4.
Pelihara pula penciumannya terhadapmu, jangan sampai
hidungnya tersakiti lantaran bau badanmu yang busuk
5.
Perhatikan baik-baik waktu tidurnya, sebab serangan
tidak bisa tidur nyenyak sangat membahayakan.
6.
Perhatikan pula makanannya, sebab api lapar sangat
menghanguskan.
7.
Perhatikan baik-baik hartanya.
8.
Perhatikan baik-baik pula anak-anak serta keluarganya.
9.
Janganlah sekali-kali mendurhakai perintah-perintahnya dan menyebarkan
rahasia-rahasianya. Sebab, jika engkau tidak mengindahkan perintah-perintahnya,
hatinya akan terluka karenamu, dan jika engkau menyebarkan rahasia-rahasianya,
maka engkau tidak akan aman dari pengkhianatannya.
10. Janganlah sekali-kali merasa gembira ketika dia sidang
dirundung duka, dan sebaliknya jangan sekali-kali merasa sedih ketika ia sedang
bersuka-cita.
Syair :
Istri yang penurut membuat
hatimu berbunga-bunga
Begitu juga anak-anak yang
lucu dan manja
Kamar yang bersih membuat
jiwamu bahagia, suguhan yang lezat dapat melepaskan dahaga
Semuanya melebihi segenap
kesengan istana
No comments:
Post a Comment