MAKALAH
METODE PEMBELAJARAN PKN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah : Pembelajaran PKn di SD
Dosen Pengampuh : Drs. Sri Widodo., M.Pd.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas C3 (Non Reguler)
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
JL. Tuparev No. 70 Cirebon
2011
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah Swt, karena atas berkat, rahmat dan hidayah – Nya. Kami dapat menyusun makalah yang berjudul “Metode Pembelajaaran PKN”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak – pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada bapak dosen Drs. Sri Widodo, M.Pd, sehingga penyusunan makalah ini berjalan dengan baik.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat dijadikan pelajaran dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya, dan bagi para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Cirebon, Maret 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan pelajaran,baik secara individual atau kelompok. Dengan adanya metode dalam pembelajaran ini diharapkan dapat meringankan atau mempermudah guru dalam penyampaian materi yang akan disampaikan.
Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ialah penggunaan metode atau model pembelajaran dalam menyampaikan materi pelajaran secara tepat, yang memenuhi muatan tatanan nilai, agar dapat diinternalisasikan pada diri siswa serta mengimplementasikan hakekat pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari-belum memenuhi harapan seperti yang diinginkan.
Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method.
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu metode pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat,aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
Hal ini berkaitan dengan kritik masyarakat terhadap materi pelajaran PKn yang tidak bermuatan nilai-nilai praktis tetapi hanya bersifat politis atau alat indoktrinasi untuk kepentingan kekuasaan pemerintah. Metode pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru cenderung lebih dominan one way method.
Guru PKn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, di samping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajiban tetapi lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang jenuh dan membosankan.
Untuk menghadapi kritik masyarakat tersebut di atas, kita memerlukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu metode pembelajaran yang diharapkan mampu melibatkan siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran dan dapat melibatkan seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa, serta secara fisik dan mental melibatkan semua pihak dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berpikir, berpendapat,aktif dan kreatif. Selain diupayakan dapat membangkitkan minat belajar siswa secara aktif, kreatif, juga dapat mengembangkan pemahaman nilai-nilai kemampuan berpartisipasi secara efektif, serta diiringi suatu sikap tanggung jawab.
Oleh karenanya kita sebagai calon guru harus memahami berbagai metode yang dapat kita gunakan dalam proses pembelajaran untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik agar peserta didik dapat belajar dengan baik dan mampu memahami apa yang disampaikan oleh guru. Tanpa metode pembelajaran guru akan lebih sulit dalam penyampaian materi dan dalam proses pembelajarannyapun tidak akan berjalan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kita kupas pada makalah ini antara lain:
1. Apakah pengertian metode ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi metode pembelajaran ?
C. Tujuan
Adapun tujuan di buatnya makalah ini adalah agar kita memahami dan bisa menerapkan metode ketika dalam proses belajar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
a. Metode adalah perancangan lingkungan belajar yang menkhususkan aktivitas, dimana guru dan peserta didik terlibat selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya metode digunakan melalui salah satu strategi, tetapi juga tidak tertutup kemungkinan beberapa metode berada dalam strategi yang bervariasi, artinya penetapan metode dapat divariasikan melalui strategi yang berbeda tergantung pada tujuan yang akan dicapai dan konten proses yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menurut Zuhairini, metode adalah “suatu cara yang harus dilalui untuk mencapai bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran”
c. Menurut Abu Ahmadi, metode adalah “teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar agar pelajaran itu dapat dipahami oleh siswa dengan baik dan makin efektif pula pencapaian tujuan”
Ada beberapa contoh Metode Pembelajaran:
1. Metode ceramah
Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam proses pembelajaran berupa interaksi melalui penuturan lisan dari guru kepada peserta didik. Guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan lisan sacara langsung pada peserta didik mengenai sesuatu topik.
Hal yang perlu diperhatikan :
- Guru menjadi satu-satunya pusat perhatian karena itu sebelum berceramah perlu koreksi diri seperti, pakaian, gerak-gerik, gaya, dan sebagainya. Jangan melakukan gerakan-gerakan yang aneh dan mengundang keributan,
- Tunjukkan apa yang ingin dicapai dari ceramah ini, mulai dari yang umum menuju ke yang khusus, dari yang sederhana ke yang rumit,
- Sampaikan garis besar bahan ajar, secara lisan ataupun yang tertulis,
- Hubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik,
- Berikan contoh-contoh ataupun ilustrasi yang mudah dipahami peserta didik mengenai hal yang sulit,
- Sesekali perlu humor,
- Arahkan perhatian pada seluruh peserta didik,
- Suara bervariasi dengan penekanan-penekanan pada tempatnya dan hindari monotonus.
2. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab dapat bersifat timbal-balik (dari guru ataupun peserta didik) demi pencapaian tujuan pembelajaran. Pertanyaan dari guru disesuaikan dengan kemampuan peserta didik demi pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran ini tujuan utamanya melatih peserta didik untuk mendengarkan dengan baik, menangkap dan merespon persoalan dengan tepat (belajar berpikir). Jenis pertanyaan : tingkat sedernana dan kompleks (higher order questioning).
Kriteria pertanyaan:
- Ringkas dan jelas sesuai dengan kemampuan berpikir peserta didik
- Memberi acuan, yaitu uraian singkat tentang apa yang ditanyakan disusul dengan pertanyaannya
- Menggiring dan memusatkan jawaban pada jawaban yang benar (metode Socratis)
3. Metode Demonstrasi
Metode ini termasuk metode yang paling sederhana dibanding dengan metode lainnya. Guru mendemonstrasikan/ memperlihatkan suatu proses, peristiwa, cara kerja suatu alat dan lain-lain kepada peserta didik. Agar efektif perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
- Buat perencanan yang matang sebelum pembelajaran dimulai, utamanya persiapkan fasilitas yang akan digunakan,
- Rumuskan tujuan pembelajaran dan pilihlah materi yang tepat untuk didemonstrasikan,
- Tetapkan apakah demonstrasi yang dimaksud akan dilakukan oleh guru ataukah oleh peserta didik, ataukah oleh guru kemudian diikuti peserta didik,
- Buat garis besar langkah-langkah demonstrasi,
- Ciptakan suasana yang tenang dan menarik,
- Upayakan partisipasi aktif dari se!uruh peserta didik,
- Lakukan evaluasi tentang efektifitas proses dan hasilnya,
- Untuk mengetahui hasilnya berikan tugas pada peserta didik.
4. Metode Penemuan (discovery/inquiry) atau Pemecahan Masalah
Discovery ; menemukan jawaban berdasar acuan yang telah ada. Inquiry ; penemuan sesuatu secara orisinil dan mandiri ( tanpa mengikuti acuan yang ada). Dalam metode ini dikenal dengan apa yang disebut five steps of thinking (John Dewey): Metode ini juga sering disebut metode pemecahan masalah, intinya :
- Merumuskan masalah,
- Menemukan beberapa alternatif pemecahan,
- Memilih alternatif yang terbaik,
- Mencoba memecahkon masalah dengan alternatif pilihan,
- Mengevaluasi hasilnya dan melakukan balikan,
5. Metode Karya Wisata
Metode ini juga biasa disebut metode proyek. Intinya :
- Merancang sebuah perjalanan wisata,
- Mengidentifikasi dan menetapkan obyek observasi,
- Menetapkan rancangan observasi,
- Mencatat/membuat rekaman proses dan hasil observasi,
- Melaporkan dan mendiskusikan hasil observasi (di kelas),
- Membuat kesimpulan.
6. Metode Pemberian Tugas
Metode ini merupakan cara penyajian materi pelajaran dengan jalan guru memberikan tugas kepada pebelaiar secara individual ataupun kelompok untuk dikerjakan dikelas ataupun di rumah. Hasilnya dikoreksi oleh guru ataupun oleh peserta didik bersama sama dikelas. Yang perlu diperhatikan :
- Tugas direncanakan secara jelas dan sistematis terutama tujuannya dan cara mengerjakannya,
- Hal tersebut perlu dikomunikasikan kepada peserta didik sehingga mereka menerima dengan baik,
- Untuk jenis tugas kelompok diupayakan agar onggota kelompok terlibat secara aktif dalam penyelesaian tugas terutama Jika tugas harus dikerjakan di luar kelas),
- Guru perlu mengontrol proses penyelesaian tugas, utamanya jika di dalam kelas guru berkeliling memberi bimbingan dan motivasi,
- Hasil di evaluasi dengan memperhatikan bukan saja hasiInya melainkan juga prosesnya.
7. Metode Diskusi
Diskusi diartikan sebagai percakapan resiprokal (pertanyaan dan jawaban timbal balik) seputar permasalahan yang ingin dipecahkan. Hal yang perlu diperhatikan:
- Rumuskan tujuan dan masalah yang dijadikan topik diskusi (sesuai dengan materi kurikulum),
- Siapkan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk diskusi,
- Tetapkanlah peran peserta didik dalam diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilakukan,
- Berikan pengarahan kepada peserta didik secukupnya agar mereka melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan diskusi,
- Ciptakan suasana vang kondusif sehingga peserta didik terdorong mengemukakan pendapat secara bebas terarah pada pemecahan masalah,
- Berikan kesempatan secara merata kepada peserta didik agar diskusi tidak didominasi oleh beberapa orang saja,
- Penyelenggaraan diskusi sesuaikan dengan waktu yang disediakan
- Guru seyogyanya berperan sebagai pembimbing, fasilitator, motifator dan evaluator terhadap jalannya diskusi,
- Diskusi diakhiri dengan penarikan kesimpulan dari apa yang dibicarakan, sesuai dengan topik. Seyogyanya oleh peserta didik dibawah bimbingan guru.
8. Metode Sosio Drama
Inti Sosio drama atau role playing adalah mempertunjukkan atau mempertontonkan peristiwa sosial. Dalam konteks ini diartikan cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara mempertontonkan/mendramatisasikan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam hubungan sosial. Peserta didik mendapat tugas dari guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung masalah dan cara pemecahannya.
Manfaat metode sosio drama:
- Peserta didik belajar mengingat, memi dan menghayati bahan yang akan didramatisasikan dalam kontek keseluruhan cerita sebagai kebulatan,
- Peserta didik terlatih berinisiatif dan berkreasi serta mendramatisasikan dalam pentas sesuai dengan waktu yang tersedia,
- Terbina bahasa yang baik, spontan dan komunikatif,
- Bakat yang terpendam dapat dipupuk dan diaktualisasikan serta terbuka kemungkinan bagi pengembangannya dikemudian hari melalui kegiatan ekstrakulikuler yang kemungkinan besar bisa menjadi bekal kerja
Kelemahan metode sosio drama:
- tidak semua peserta didik memperoleh kesempatan,
- banyak memakan waktu,
- tidak semua guru sanggup melaksanakan.
9. Metode kerja kelompok
Konsep dasar : Manusia adalah makhluk sosial disamping sebagai individu. Kemampuan hidup berkelompok dengan modal sosialitas perlu dikembangkan. Metode ini merupakan salah satu model pembelajaran untuk memupuk kembangkan hasrat sosial/kemampuan hidup bermasyarakat. Belajar dengan model ini dapat mengembangkan kebutuhan tersebut. Wujudnya bisa kelas sebagai kelompok ataupun kelas dibagi atas beberapa kelompok.
Manfaatnya metode kerja kelompok:
- membiasakan peserta didik bekerjasama, mengembangkan sikap musyawarah dan tanggung jawab bersama secara kolektif,
- menanamkan kesadaran tanggung jawab diri sesuai dengan status,
- mengembangkan jiwa kompetitif yang sehat dan semangat belajar,
- mengembangkan jiwa kepemimpinan.
Kelemahan metode kerja kelompok:
- membentuk kelompok yang baik tidak mudah, baik kelompok homogen maupun yang heterogen. Guru harus memiliki data yang cukup tentang sifat peserta didik,
- pemimpin kelompok terkadang sulit mengendalikan kemauan anggota.
10. Metode Latihan
Pendekatan ini yang intinya adalah drill atau training sangat cocok untuk menanamkan kebiasan-kebiasan tertentu (habit training) seperti ketangkasan, ketepatan, keterampilan dan lain-lain dari apa yang telah dipelajari.
Manfaat metode latihan:
- Kebiasaan yang dilatih dengan metode ini akan meningkatkan ketepatan dan kecepatan pelaksanaan sesuatu (otomatisme), yang hal ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelemahan metode latihan:
- kebiasaan yang otomatis dapat menghambat perkembangan inisiatif karena peserta didik banyak dibiasakan kepada konformitas dan uniformitas,
- menimbulkan kebosanan karena sifatnya yang monoton,
- membentuk kebiasaan yang kaku karena mereka terbiasa memberikan respon secara otomatis tanpa berfikir.
Cara mengatasi:
- obyek latihan dibatasi pada hal-hal yang bersifat otomatis,
- latihan harus didudukkan dalam konteks dan makna yang luas
- obyek latihan dipilih yang menarik,
- Jenis latihan disesuaikan dengan interest individual.
11. Metode Bercerita
Kegiatan mendongeng atau bercerita ini dapat guru gunakan dalam menciptakan pembelajaran PKn yang menyenangkan. Metode bercerita ini dapat menarik minat belajar siswa. Selain itu memiliki tujuan yang luhur karena bermuatan pesan moral yang baik dan sangat berarti bagi perkembangan jiwa anak. Mendongeng pun menjadi cara termudah mengajari sesuatu kepada anak anak tanpa kesan menggurui. Dengan kata lain tujuan utama mendongeng adalah memperkaya pengalaman batin anak dan mengajarkan ilmu pengetahuan dan pendidikan dengan cara yang paling sederhana dan menarik – ( Kak Kusumo - http://www.rajadongeng.com . )
Menciptakan pembelajaran PKn yang menyenangkan dengan metode bercerita, menjadi salah satu teknik pembelajaran yang berguna dalam membangun karakter dan kepribadian siswa. Dalam kegiatan ini, guru harus pandai memilih cerita yang sesuai dengan perkembangan anak , pun diselaraskan dengan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar yang sedang ditanamkan . Ajaklah anak-anak duduk melingkar di atas karpet. Perlihatkan buku yang akan dibacakan. Kondisikan siswa agar fokus pada cerita yang akan disampaikan .
Selain mengambil kisah-kisah dari buku cerita yang sudah ada, guru dapat pula menciptakan sebuah cerita dengan melibatkan anak dalam alur cerita. Contoh dalam pembelajaran dengan KD 1.1 Mengenal Pentingnya Hidup Rukun, Saling Berbagi dan Tolong Menolong- mata pelajaran PKn Kelas 2 SD semester 1.
· Guru memulai kisah dengan : Di sebuah hutan hiduplah seekor anak ayam. ( Guru berjalan dan bersuara seperti anak ayam yang menciap-ciap) . Suatu hari anak ayam bertemu dengan kambing.
· Guru meminta seorang anak maju ke depan , berjalan dan bersuara seperti kambing. Dari dialog diketahui bahwa anak ayam kehilangan induknya. Ia mencari pertolongan. Adakah teman-teman yang dapat menolongnya?
· …. (kisah dikembangkan guru) … anak ayam dan kambing bertemu dengan 2 ekor kuda( guru meminta 2 anak untuk berperan seperti kuda) akhirnya mereka bertemu dengan harimau. ( guru meminta satu orang anak menjadi harimau) pada bagian ini pastilah anak-anak berebutan untuk berperan menjadi harimau. Pilihlah salah seorang dari mereka yang mewakili karakter harimau.
· …Kambing, kuda dan harimau membantu anak ayam mencari induknya. Hingga sore hari si induk ayam tak diketemukan juga. Mereka kecapaian ( guru meminta semua anak berakting seperti kecapaian)
· … Akhirnya anak ayam dapat menemukan induknya berkat pertolongan teman-teman binatang.
Setelah selesai bercerita, guru dapat mengajukan pertanyaan baik lisan maupun tertulis sesuai dengan isi cerita yang telah didengarkan. Selain berguna untuk mengukur sejauh mana pemahaman anak terhadap cerita, juga sebagai alat penilaian di akhir pembelajaran.
B. Fakor-Fakor yang mempengauhi Pemilihan Metode
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang meghajatkan, pendidikan.di sekolah gurulah yang berkewajiban uuntuk mendidiknya. Di ruang kelasguru akan berhadapan dengan semlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yan berlainan. Status social mereka juga bermacam-macam, selain itu jika dilihat dari aspek biologis, intelektual, dan psikologis setiap anak didik mempunyai perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya dari aspek psikologis, di sebuah kelas pasti akan ditemukan anak yang pendiam, kreatif, kurang suka berbicara, ada yang tertutup (introvert), ada yang terbuka (ekstrovet), ada yan pemurung, periang,dll.
Dari perbedaan beberapa aspek tersebut diatas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang digunakan guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar demi tercapainnya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara optimal.
Dari perbedaan beberapa aspek tersebut diatas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang digunakan guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar demi tercapainnya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara optimal.
b. Tujuan
Tujuan adalah sarana yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar, tujuan dalam pendidikan dan pengajaran mempunyai jenis dan fungsi yang bermacam-macam, seperti tujuan instruksional atau tujuan pembalajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum dll. Oleh karena itu pemilihan metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang sudah dirumuskan.
c. Situasi
Situasi yang diciptakan oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar tidak selamanya sama dari hari ke hari, adakalanya di dalam kelas,adakalnya di alam terbuka. Oleh karena itu mrtode yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi yang akan diciptakan.
d. Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah, oleh karena itu lengkap tidaknya fasilitasakan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
e. Guru
Setiap guru mempunyai kpribadian yang berbeda, dan latar belakang pendidikan serta pengalaman mengajar yang tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Dari permasalahan intrern guru tersebutdpat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Proses belajar mengajar tanpa menggunakan metode atau tekhnik atau cara tidak akan berjalan dengan baik, tidak teratur, dengan adanya metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran ini akan lebih memudahkan guru dalam penyampaian materi, bahkan proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sesuai yang kita inginkan, peserta didikpun akan lebih memahami bahkan akan lebih semangat dalam belajar dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar dengan baik. Dengan ini diharapkan hasil dari proses belajar mengajar akan lebih baik jika ada metode dalam proses pembelajaran, semoga kita sebagai calon pendidik mampu menerapkan metode yang dapat mengembangkan atau mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, menarik, dan kreatif.
2. Saran
Untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran yang kita harapkan, yaitu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai luhur pancasila di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan “kita sebagai calon pendidik harus mampu memahami atau menggunakan metode dalam proses pembelajaran, supaya peserta didik paham dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan tujuan dapat mengurangi sedikit demi sedikit hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan pancasila yang tidak hanya dating dari luar tetapi juga dari dalam, terlebih lagi di era globalisasi sekarang ini.
No comments:
Post a Comment