Monday 5 April 2010

Makalah Peranan Gugus Sekolah Dalam Peningkatan Profesional Guru

PENGANTAR


Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Kuasa, berkat Rahmat dan Karunia-Nya, Penulis dapat membuat makalah dengan tema PERANAN GUGUS SEKOLAH DALAM PENINGKATAN PROFESIONAL GURU. Makalah ini Penulis buat dalam upaya memenuhi persyaratan untuk meningkatkan karir Pegawai Negeri Sipil dari guru untuk mendapatkan tugas tambahan yaitu Kepala Sekolah di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan di Kecamatan Kedokanbunder.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kepala Sekolah yang telah memberikan kepercayaan juga kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
Sebagai manusia biasa, Penulis menyadari dari lubuk hati yang tulus akan segala kelemahan, kekurangan dan kekhilafan walaupun penulis telah berusaha secara maksimal oleh karenanya penulis mengharap kritik dan saran.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis umumnya untuk semua pihak. Amin.



Kedokanbunder, Mei 2007


Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Pembatasan Masalah 1
1.3. Hipotesis 2

BAB II PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI GUGUS
2.1. Ketenagaan 3
2.2. Perangkat Gugus 4
2.3. Program Kegiatan 4
2.4. Manajemen 4
2.5. Pendanaan 6
2.6. Monitoring dan Evaluasi 7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan 7
3.2. Saran 7

DAFTAR PUSTAKA 8



BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH
Gugus sekolah merupakan salah satu wadah pembinaan profesional guru, khususnya guru SD. Dalam gugus sekolah, guru dibina kemampuan dan kecakapannya, sehingga benar- benar menjadi guru yang profesional, yaitu guru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan pendidikan yang berkualitas merupakan syarat utama dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sampai saat ini gugus dipandang dalam melaksanakan peran dan furgsinya berjumlah sesuai dengan apa yang kita tugaskan hanya mengandalkan dari pengalaman dirinya. Kadang-kadang pengalaman yang didapatkan hanya pengalaman yang bersifat rutin dan monoton. Pengalaman seperti itu tidak akan dapat memberi dan menumbuhkan potensi-potensi kreatifitas yang dimiliki guru itu sendiri dan hasilnya dapat kita bayangkan, dari guru yang tidak profesional tidak akan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Dari segi kualitas, guru sekolah dasar belum sesuai dengan harapan. Ini dapat kita lihat dari keterampilan dasar lulusan SD masih rendah, tingkat pengetahuan dan perolehan masih rendah, dan belum semua siswa dapat menamatkan SD. Maka dari itu pembina gugus sebagai penggerak dituntut melaksanakan pola pembina bantuan horizontal antar sesama teman sejawat.

B. PEMBATASAN MASALAH
Pada masalah ini, penulis hanya memaparkan masalah hasil tinjauan tentang aktifitas gugus di Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Kedokanbunder dimana gugus Sekolah dalam peranan dan fungsinya sebagai wadah pembinaan profesional guru dipandang masih kurang. Komponen-komponen yang terkait dalam sistem pembinaan profesional guru tidak berjalan dengan baik.
C. HIPOTETIS
Pembinaan profesional guru sebagai suatu sistem didalamnya terdapat beberapa kemampuan yang satu sama lainnya punya peran dan jalinan erat, sehingga apabila salah satu atau berupa komponen ada yang tidak berperan sesuai fungsinya, maka sistem itu sendiri tidak akan berjalan dengan baik.
Berpijak pada adanya kesadaran dan keinginan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka peranan pendidikan khususnya di sekolah dasar perlu diperkuat dan didukung oleh sistem pembinaan yang benar-benar dapat menghasilkan tenaga-tenaga kependidikan yang profesional. Karena pendidikan yang berrnutu harus di tangani oleh para pengelola pendidikan yang bermutu. Murid yang bermutu juga merupakan hasil dari guru-guru yang bermutu pula.

BAB II
PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI GUGUS


Sesuai dengan tujuan sistem pembinaan profesional adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kependidikan, sehingga dapat meningkatkan pendidikan. Maka perlu sekali memfungsikan komponen-komponen yang terkait dalam sistem pembinaan profesional guru.
Komponen-komponen tersebut adalah :
a. Ketenagaan
b. Perangkat Gugus
c. Program
d. Manajemen
e. Dana
f. Monitoring dan evaluasi

Seperti apa yang disebutkan pada pembatasan masalah, bahwa keenam komponen tersebut dalam pengelolaan Gugus Sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Karena di antara keenam komponen tersebut tidak sesuai dengan peran dan fungsinya.

A. KETENAGAAN
Unsur ketenagaan yang terkait dalam sistem pembinaan profesional guru melibatkan : Pembina, Penilik, Kepala SD, Guru dan guru pemandu Mata pelajaran. Masing-masing unsur ketenagaan ini memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Kenyataan yang ada di gugus, Sekolah kesemua unsur ketenagaan ini diam tak berfungsi. Masing-masing unsur saling menunggu dan mengandalkan inisiatif yang datang dari pihak lain (program rnendadak). Bahwa kadang-kadang bersifat kurang tegak terhadap inisiatif yang datang. Hal inilah yang membuat sistem pembinaan profesional guru tidak berjalan. Sementara guru hanya dituntut harus profesional, tanpa ditunjang oleh upaya bantuan pembinaan profesional guru itu sendiri.
B. PERANGKAT GUGUS
Segala macam kegiatan yang bersifat bantuan profesional kepada guru terjadi dalam lingkup gugus yang berpusat pada salah satu SD, yaitu SD Inti. Selain SD Inti juga dalam gugus terdapat SD Imbas.
SD Inti berfungsi sebagai sanggar kerja gugus yang disebut PKG (Pusat Kegiatan Guru). Di dalam PKG inilah Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS), saling bahu membahu mengadakan perbaikan dan peningkatan kualitas protesi guru. Namun disayangkan bengkel-bengkel profesional guru ini di Gugus sekolah, bergerak sangat lambat, bahkan hampir berhenti.


C. PROGRAM KEGIATAN
Untuk mengenakan sistem pembinaan profesional guru, perlu adanya program kegiatan yang disusun bersama, dilakukan seeara berkelanjutan dan terjadwal, dipantau dan dievaluasi.
Program-progran tersebut diantaranya : Penetapan, Tutorial baik tutorial dalam kelas maupun dalam KKG.
Dari sikap pelaksanaan program kemudian kita pantau dan dievaluasi. Sejauh mana keberhasilan dan kendala dari setiap pelaksanaan program tersebut. Dalam hal ini pun Gugus sekolah belum melaksakan secara maksimal.


D. MANAJEMEN
Agar sistem pembinaan profesional guru di gugus berjalan dengan baik diperlukan pengelolaan atau manajemen yang baik. Untuk itu perlu dituntut kepengurusan, Stuktur Organisasi dan makanisme kerja.

1. Kepengurusan
Kepengunisan yang diperlukan, diantaranya :
1. Pembina Gugus : Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan
2. Pengurus Gugus : Kepala Sekolah
3. PKG : Kepala Sekolah dan Guru
4. KKG, KKKS, KKPS : Dibentuk dari personil anggota dari kelompok masing-masing
5. Khusus KKG dibentuk sub-sub kelompok guru kelas
6. Tiap sub kelompok guru dibentuk sub-sub kelompok mata pelajaran

2. Stuktur Organisasi Gubus Sekolah




















3. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja yang baik sangat diperlukan komunikasi antar pemilih dengan Kepala SD Inti atau Pengurus PKG, para Kepala Sekolah Imbas. Tata dan pemandu mata pelajaran, serta ketua KKG, KKKS, dan KKPS. Komunikasi yang dimaksud adalah dalam hal perencanaan program, pelaksanaan, dan evaluasi dari pelaksanaan program.
Dari semua kegiatan yang ada perlu kita buat dokumentasi dan pencatatannya hal ini diperlukan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan gugus.
Pada pelaksanaan manajemen Gugus sekolah belum maksimal terutama pada mekanisme Kerja.

E. PENDANAAN
Pada dasarnya dana sangat diperlukan untuk pengelolaan gugus, agar setiap program dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan dari pengembangan dan pembinaan profesional guru dapat tercapai serta mutu pendidikan meningkat.
Pendanaan Gugus sekolah, bersumber dari dana pendukung dan dana rutin yang diambil dari setiap SD yang termasuk dalam Gugus Sekolah Hanya pada penggunaannya diperlukan sekali sikap keterbukaan.

F. MONITORING DAN EVALUASI
Untuk memudahkan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebaiknya kita melakukan inventarisasi kondisi awal. Kondisi awal adalah merupakan gambaran berupa aspek, baik aspek guru, murid, kondisi sekolah, KBM, kehadiran, prestasi belajar, disiplin, dan sebagainya yang kesemuanya merupakan kondisi-kondisi yang harus diperbaiki. Bertolak dari kondisi tersebut dapat disusun program dengan harapan dapat diperbaiki dan ditingkatkan, serta pada periode tertentu dapat dilihat kemajuan-kemajuannya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN



A. KISIMPULAN
Hal yang sanbat menentukan peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Gugus sebagai wadah pembinaan profesional guru / dituntut untuk dapat mengembangkan sistem pembinaan profesional guru secara konsekwen, agar benar-benar dapat membantu guru menjadi guru yang profesional dalam melaksanakan tugasnya.


B. SARAN
Agar pembinaan profesional guru dapat tercapai (Khususnya di Gugus Sekolah). Maka semua yang terkait dalam kepengurusan gugus Sekolah harus memiliki rasa tanggung jawab untuk maju bersama meningkatkan mutu penddikan.

DAFTAR PUSTAKA


A. Tabrani Rusyan, dkk, 2000 Strategi Pengembangan Karis Guru Pendidikan Dasar, Acarya Media utama

Djauzak Ahmad 1995, Peran dan Fungsi Pusat Kegiatan Guru dalam SPP guru, Dikbub. 1995 / 1996

No comments:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda! Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar!.