Thursday, 8 April 2010

Proposal : Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Tanda-Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.     Latar Belakang
Tanda bahaya masa nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu.(1)
Pengetahuan adalah proses belajar yang membentuk perilaku seseorang sehingga apa yang dilakukannya sesuai dengan apa yang diketahuinya.(2)


Pengetahuan atau kognitif mempunyai pengaruh yang sangat penting dalam membentuk tindakan perilaku, terbentuknya pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuannya. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas mengakibatkan terlambatnya penderita mendapatkan pertolongan yang layak serta memungkinkan terjadinya komplikasi pasca persalinan.(2)
Pengetahuan dan perilaku kesehatan dari seluruh ibu atau wanita pernah kawin di Indonesia yang diwawancarai dan berdasarkan hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 45% ibu dengan pendidikan rendah tidak tahu jenis komplikasi pasca peraslinan.(1)
Terjadinya komplikasi pasca persalinan dikarenakan usia ibu yang terlalu muda ataupun terlalu tua untuk hamil dan melahirkan, juga karena keseringan melahirkan dalam arti terlalu banyak anak dan tenggang waktu yang sangat dekat antara tiap kelahiran anak. Oleh karena itu diharapkan para ibu mengetahui akan bahaya “terlalu sering, terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak” yang merupakan faktor resiko terjadinya komplikasi pasca persalinan.(3)
Terjadinya komplikasi pasca persalinan juga bisa disebabkan oleh faktor medis serta sebagai akibat dari “tiga terlambat” yaitu terlambat mengenal tanda-tanda bahaya, terlambat mengantar karena tidak tersedianya sarana transportasi ke fasilitas kesehatan serta terlambat memperoleh pelayanan kesehatan yang layak guna memberikan pertolongan secepatnya. Tiga terlambat ini bisa menyebabkan kematian, oleh karena itu pengetahuan ibu mengenali tanda-tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan, infeksi, preeklamsi sangat penting karena ini merupakan masa yang kritis.(3)
Penyebab kematian pasca persalinan yang utama disebabkan oleh perdarahan, infeksi dan preeklamsi. Diantara perdarahan, infeksi dan preeklamsi yang terbanyak adalah perdarahan sebesar 17.37 %, preeklamsi menjadi penyebab kedua terbanyak sebesar 9.6 % kemudian oleh infeksi sebesar 4.12 %.(1)
Perdarahan pasca persalinan merupakan perdarahan pervagina yang melebihi 500 ml setelah bersalin.(4) Ini masih merupakan ancaman yang tidak terduga walaupun dengan pengawasan sebaik-baiknya. Keterlambatan penanganan bisa mengancam keselamatan ibu. Renjatan karena perdarahan banyak segera akan disusul dengan kematian.(5)
Disamping menyebabkan kematian, perdarahan pasca persalinan memperbesar kemungkinan infeksi puerperal karena daya tahan penderita berkurang.(3) Infeksi nifas dapat dikurangi dengan meningkatkan kebersihan selama persalinan. Pengetahuan ibu mengenali tanda-tanda bahaya sangat penting untuk mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.(5)
Hasil catatan rekam medik di BRSUD Waled dari bulan Januari sampai Juni Tahun 2008 didapatkan data preeklamsi berat sebesar 14,56 %, perdarahan sebesar 11,68 %, infeksi sebesar 0.96% dan preeklamsi sebesar 0.96 %.
Maka berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon tahun 2008.”

1.2.    Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, penulis membuat suatu rumusan masalah “bagaimana gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon tahun 2008 ?”


1.3.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon tahun 2008.
1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1.3.2.1. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas berdasarkan pengertian tanda bahaya masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2008.
1.3.2.2. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas berdasarkan klasifikasi tanda bahaya masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2008.
1.3.2.3. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas berdasarkan gejala bahaya masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2008.

1.4.    Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Sebagai penambah literatur tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di perpustakaan STIKes Cirebon.
1.4.2. Manfaat Bagi Praktisi
Sebagai penambah informasi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya pada ibu post partum yang dirawat, menambah pengetahuan.

1.5.    Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah masalah mengenai pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di BRSUD Waled tahun 2008 meliputi pengertian tanda bahaya masa nifas, klasifikasi tanda bahaya masa nifas dan gejala bahaya masa nifas dengan menggunakan pendekatan ilmu kebidanan.

1.6.    Definisi Konseptual dan Operasional
1.6.1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah suatu pengertian teori sebagai dasar untuk mengembangkan dan mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan diteliti.(2)
Definisi konseptual dari penelitian ini terdiri dari :
1.6.1.1. Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari “Tahu” dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya.(6) Pengetahuan dapat diukur dengan cara menggunakan kuesioner dimana kuesioner ditanyakan secara lisan kepada responden melalui wawancara dan yang mengisi kuesioner itu adalah interviewer berdasarkan jawaban lisan dari responden.
1.6.1.2. Ibu post partum adalah ibu yang telah melahirkan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.(7)
1.6.1.3. Post partum adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(8) Post partum adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.(9)
1.6.1.4. Tanda bahaya adalah menyatakan sesuatu hal yang mungkin mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian dan sebagainya).(7)
1.6.1.5. Tanda bahaya masa nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu meliputi perdarahan, infeksi, preeklamsi, depresi.(3)
Karakteristik adalah ciri-ciri seseorang atau sifat-sifat manusia yang berdasarkan watak atau tabiatnya.(7)
Karakteristik ibu diantaranya :
a. Usia
Usia adalah kronologis usia berdasarkan kalender.(7) Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman wanita yang melahirkan anak yaitu 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal pada wanita yang melahirkan anak pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun, kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.(4)
b. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin hidup, bukan jumlah janin yang dilahirkan. Paritas I dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi sehingga lebih tinggi paritas lebih tinggi kematian maternal.(4)

c. Pendidikan
Pendidikan adalah proses atau jenjang pembelajaran terakhir seseorang.(3)
1.6.2. Definisi Operasional
Tanda bahaya masa nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu. Cara ukur dengan melakukan wawancara, alat ukur kuesioner. Skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan kriteria baik > 75 %, cukup 50-75 %, kurang < 50 %. Klasifikasi tanda bahaya masa nifas adalah penggolongan tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum yang meliputi perdarahan, infeksi, preeklamsi, depresi. Cara ukur dengan melakukan wawancara, alat ukur kuesioner. Skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan kriteria baik > 75%, cukup 50-75%, kurang < 50%. Gejala bahaya masa nifas adalah sesuatu yang sudah nampak atau pertanda bahaya yang bisa mengancam keselamatan ibu. Cara ukur dengan melakukan wawancara, alat ukur kuesioner. Skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan kriteria baik > 75%, cukup 50-75%, kurang < 50%. 1.7. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah rancangan pandangan terstruktur tentang kasus yang akan diteliti.(10). 1. Kerangka pemikiran(8) Diagram 1.1. Kerangka pemikiran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di BRSUD Waled Kabupaten Cirebon Tahun 2008.

BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 

2.1     Pengetahuan 
2.1.1 Pengertian 
2.1.1.1 Pengetahuan adalah proses belajar yang membentuk perilaku seseorang sehingga apa yang di lakukannya sesuai dengan apa yang di ketahuainya. (2) 

2.1.1.2 Pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan sebagainya. (6) 

2.1.1.3 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui atau kepandaian. (7)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan Menurut Notatmodjo (2003) mengatakan bahwa tingkatan pengetahuan di bagi menjadi enam tingkatan yaitu : 
2.1.2.1 Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

2.1.2.2 Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan yang menjalankan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

2.1.2.3 Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil).

2.1.2.4 Analisa (Analisys) Analisa diartikan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

2.1.2.5 Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.(3)

2.1.3.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan agar terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.

2.1.3.2 Informasi Seseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

2.1.3.3 Pengalaman Sesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.(3)

2.1.3.4 Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk mempunyai kebutuhan hidup.

2.1.3.5 Usia Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. Usia yang semakin bertambah memungkinkan seseorang lebih banyak pengalaman sehingga akan menambah pengetahuan.(13)

2.1.4 Penelitian Roger Mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut mengalami proses yang berturut – turut yakni :

2.1.4.1 Awarness (Kesadaran) Terhadap orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui lebih dahulu terhadap stimulasi.

2.1.4.2 Interest (Merasa tertarik) Terhadap stimulasi atau objek tertentu, di sini sikap subjek mulai timbul.

2.1.4.3 Evaluation (Menimbang-nimbang) Terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal itu berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

2.1.4.4 Trial Dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulan.

2.1.4.5 Adaptation Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan responden dan sikapnya terhadap stimulasi. 
2.2     Post Partum 
2.2.1 Pengertian 
2.2.1.1 Post partum adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira 6 minggu.(8) 
2.2.1.2 Post partum adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.(9) 
2.2.1.3 Post partum adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari.(14) 
2.3     Pengetahuan Ibu tentang bahaya masa nifas 
2.3.1 Pengertian 
2.3.1.1 Pengetahuan (post partum) adalah pengetahuan ibu mengenai masa nifas.(1) 
2.3.1.2 Tanda bahaya masa nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu.(3) 
2.3.1.3 Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam keselamatan ibu.(3) 
2.3.2 Klasifikasi tanda bahaya masa nifas Patologi yang sering terjadi pada masa nifas adalah : 
2.3.2.1 Perdarahan pasca persalinan 
2.3.2.2 Infeksi post partum 
2.3.2.3 Preeklamsi 
2.3.2.4 Depresi post partum 
2.3.3 Gejala bahaya masa nifas 
2.3.3.1 Perdarahan pasca persalinan Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer (perdarahan pasca persalinan dini) terjadi dalam 24 jam pertama,sedangkan pedarahan sekunder (perdarahan masa nifas) terjadi setelah itu.(9) Perdarahan pasca persalinan dapat terjadi perlahan-lahan dan tidak segera disadari oleh penolong, sampai si ibu berada dalam kondisi pre-syok. Tanda atau gejala klinis syok hipovolemik :

1. Nadi cepat > 100 kali/menit
2. Sirkulasi kulit (dingin dan pucat)
3. Tekanan darah semakin menurun
4. Tingkat kesadaran menurun akibat banyak kehilangan darah
5. Respirasi makin cepat > 30 kali / menit.(1)
Tabel 2.1 Sebab Perdarahan Pasca persalinan.(1)
Gejala dan tanda yang selalu ada Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada Diagnosis kerja
§ Fundus di atas pusat, uterus teraba lembek tidak berkontraksi § Perdarahan banyak segera setelah plasenta lahir § K.U. ibu segera membentuk pesyok sampai syok. Atonia uteri
§ Perdarahan segera setelah bayi lahir § Darah segar§ Uterus berkontraksi baik§ Plasenta lengkap § Pucat § Lemah § Menggigil Robekan jalan lahir
§ Plasenta belum lahirsetelah 30 menit, disertai perdarahan pervaginam§ Uteris berkontraksi § Tali pusat bisa putus akibat traksi berlebihan § Inversio uteri akibat tarikan tali pusat + dorongan fundus § Perdarahan lanjutan Retensio plasenta
§ Plasenta atau sebagianselaput tidak lengkap§ Perdarahan segera § Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang Sisa plasenta atau selaput
§ Fundus tak teraba§ Lumen vagina terisi masa§ Tampak tali pusat (bila plasenta belum lahir)§ Nyeri ringan s/d berat § Syok neurogenik § Pucat dan limbung Inversio uteri
§ Kontraksi uterus kurang, tegas, nyeri pada palpasi § Perdarahan pervaginam bisa banyak atau biasa § Ibu kesakitan, lekas presyokè syok§ Abdomen cembung Ruptura uteri

2.3.3.2 Infeksi post partum
Infeksi post partum adalah infeksi bakteri pada traktus genetalia, terjadi sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 380C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.(9)
Infeksi post partum dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu :
1. Infeksi yang terbatas pada perineum vulva, vagina serviks dan endometrium
2. Penyebaran dari tempat – tempat tersebut melalui vena – vena, jalan limfe dan permukaan endometrium.
a. Infeksi perineum, vulva, vagina dan serviks. Gejalanya berupa rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, kadang-kadang perih bila kencing.
b. Endometritis. Kadang-kadang lokhia tertahan dalam uterus oleh darah, sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu. Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek.
c. Septikemia dan piemia. Pada septikemia dari permulaan pasien sudah sakit dan lemah. Sampai 3 hari pasca persalinan suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil. Suhu sekitar 39 – 400C, keadaan umum cepat memburuk, nadi cepat (140 -160 / menit atau lebih). Pasien dapat meninggal dalam 6-7 hari pasca persalinan.
d. Peritonitis. Pada peritonitis umum terjadi peningkatan suhu menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin : terdapat facies hippocratica.(9)
2.3.3.3 Preeklamsi
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan protenuria yang timbul karena kehamilan.(15)
Preeklamsi dan eklamsi adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan ibu nifas yang terdiri atas hipertensi, edema, protein urin dan kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma.(16)
Diagnosis preeklamsi ditegakkan berdasarkan adanya dari gejala yaitu :
1. Penambahan berat badan : bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali
2. Edema : terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
3. Tekanan darah sistol > 160 mmHg dan diastol > 110 mmHg
4. Oliguria (urine < 400 ml / 24 jam ) 5. Protenuria > 3 gram/ liter
6. Keluhan subjektif :
a. Sakit kepala di frontal
b. Gangguan penglihatan
c. Nyeri epigastrium
d. Gangguan kesadaran.(4)
2.3.3.4 Depresi post partum
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan gejala-gejala depresi ringan sampai berat sebab beban pekerjaan ibu bertambah disamping ibu harus memperhatikan dirinya juga bayinya, apabila baru pertama melahirkan.
Faktor yang menyebabkan :
1. Ketakutan yang berlebihan dalam masa hamil
2. Riwayat psikiatrik yang abnormal
3. Riwayat obstertik yang abnormal
4. Riwayat kelahiran mati atau cacat

1. Post partum Blues (Depresi ringan )
Penyebab :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut saat kehamilan dan proses persalinan
b. Rasa sakit masa nifas akibat tindakan saat proses persalinan misal episiotomi
c. Kecemasan pada kemampuan untuk merawat bayinya setelah meninggalkan Rumah sakit

d. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suami.
Ciri-Ciri :
Ibu akan menjadi murung, mudah menangis, tidak sabar karena bayinya susah menyusu, khawatir kalau ia bukan seorang Ibu yang baik dan suami merasa tidak mencintainya lagi. Kemurungan masa nifas umum terjadi pada semua ibu baru. Hal ini normal dan disebabkan perubahan dalam tubuh wanita selama kehamilan serta perubahan cara kehidupannya sesudah bayinya lahir.
2. Depresi post partum (Depresi Berat)
Tanda dan gejala :
Kelelahan, mudah marah, kesedihan, merasa mendengar suara orang yang sesungguhnya tidak ada, kurangnya energi dan motivasi, ada perasaan tidak mendapat bantuan dan putus asa, hilang libido dan nafsu makan serta adanya gangguan tidur, sakit kepala, asma, nyeri punggung, adanya cairan pada vagina dan nyeri abdomen juga dapat ditemui. Gejala lain yang dapat timbul adanya pikiran obsesional, ketakutan akan melukai sendiri ataupun bayinya, terpikir untuk bunuh diri dan depersonalisasi

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.     Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.(6) Dengan menggunakan pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.(6)

3.2. Variabel dan Sub Variabel
3.2.1. Variabel
Variabel adalah ukuran atau ciri, sifat yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.(6) variabel dalam penelitian adalah pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.
a. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel tergantung, akibat, terpengaruh.(6) Variabel dependen dalam peneletian ini adalah ibu post partum.
b. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel bebas, sebab, mengetahui.(6) Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan.
3.2.2. Sub Variabel
Sub variabel adalah bagian yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan variabel lain terpengaruh.(6) Sub variabel dalam penelitian ini adalah pengertian tanda bahaya masa nifas, klasifikasi dan gejala bahaya masa nifas.

3.3.      Populasid dan Sampel
3.3.1. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.(6) Populasi dalam penelitian ini adalah ibu post partum baik itu yang fisiologis atau patologis di ruang nifas BRSUD Waled.
3.3.2. Sampel adalah sebagian yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi.(6) Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel dengan cara accidental sampling yaitu cara pengambilan responden yang kebetulan ada atau tersedia.(6)

3.4.     Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sebagian daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban dengan tanda tertentu atau sebagai salah satu metode pengumpulan data.(6)
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dalam bentuk jawaban benar (B) atau salah (S). Jumlah pertanyaan yang tersedia adalah sebanyak 18 soal. Butir pertanyaan disusun berdasarkan kisi-kisi yang sesuai dengan variabel. Adapun skor jawabannya adalah B = I dan S = O.

3.5.     Uji Validitas dan Reabilitas
3.5.1. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar-benar mengukur apa yang ditulis.(10) Uji validitas menggunakan rumus pearson produk momen dengan rumus :
r hitung =
Keterangan :
r hitung = Koefisien korelasi
= Jumlah skor item
= Jumlah skor total (item)
n = Jumlah responden

Setelah diuji dengan menggunakan uji t dengan rumus
t hitung =
Keterangan :
t : Nilai t hitung
r : Koefisien korelasi hasil r hitung
n : Jumlah responden
Lalu baru dilihat penafsiran dari indeks korelasinya dan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan alat program SPSS for windows release 12.
3.5.2. Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.(10)
Dengan menggunakan rumus Spearman Brown.
r11 =
Keterangan : r11 = Koefisien reabilitas internal seluruh intem
rb = Korelasi product moment antara belahan

3.6.     Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu dengan cara wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner.
Wawancara adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mendapat keterangan secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut.(6)
Proses pengisian kuesioner setiap responden dijelaskan terlebih dahulu tentang tujuan penelitian dan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kemudian diberikan kuesioner yang terdiri dari 18 pertanyaan kemudian menjelaskan pertanyaan-pertanyaan responden secara sistematis serta memberikan waktu untuk menjawabnya.

3.7.     Teknik Analisa Data
Dalam proses analisa data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :
a. Editing adalah supaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
c. Tabulating adalah membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukan data ke dalam tabel- tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori atau kriteria.
d. Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
e. Presentase adalah pengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi yang di hitung dengan presentase. (11)
f. Melakukan teknik analisis
Analisa data ini di lakukan dengan mengumpulkan catatan yang relevan dan menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya sehingga diperoleh kesimpulan. Dalam analisa ini penulis menggunakan analisa univariat yaitu manghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
P =
Keterangan :
P : Presentase
n : Frekuensi setiap kategori
N : Jumlah responden
Untuk mempresentasikan pengetahuan maka digunakan standar kriteria :
Baik : > 75 %
Cukup : 50-75 %
Kurang : < 50 %
Data yang telah dianalisis secara univariat kemudian dianalisis secara divariat dengan tujuan untuk memenuhi atau mencari besarnya pengaruh atau hubungan dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Dimana variabel-variabel tersebut dianalisis silang yaitu analisis dengan menggunakan tabel silang dengan analisis silang, variabel-variabel dipaparkan dalam suatu tabel yang diamana tabel tersebut berguna untuk :
1) Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi.
2) Melihat bagaimana kedua atau berapa variabel berhubungan.
3) Mengatur data untuk keperluan analisis statistik.
4) Mengadakan kontrak terhadap variabel tertentu sehingga dapat di analisis tentang ada tidaknya hubungan palsu (sparious relation).
5) Mengecek apakah terdapat kesalahan-kesalahan dalam kode atau jawaban dari daftar pertanyaan.(12).

3.8.     Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang nifas BRSUD Waled Kabupaten Cirebon pada bulan Juli 2008.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang dilaksanakan pada tanggal 26 sampai 30 Juli tahun 2008 di ruang nifas BRSUD Waled Kabupaten Cirebon tentang gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas yang meliputi pengertian, klasifikasi dan gejala bahaya masa nifas.

4.1.     Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pasa masa nifas dilakukan kepada 26 responden, maka didapatkan data sebagai berikut : yang mempunyai pengetahuan yang baik 20 responden (77 %), yang mempunyai pengetahuan cukup 6 orang (23 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada.
4.1.1. Pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 26 responden tentang pengertian tanda bahaya masa nifas dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 4.1.1. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
Baik Cukup Kurang 1790 65,4 %34,6 %0 %
Jumlah 26 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan baik 17 orang (65,4 %), cukup 9 orang (34,6 %) sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang tidak ada.
4.1.2. Pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 26 responden tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut :

Tabel 4.1.2 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
Baik Cukup Kurang 1862 69,2 %23,1 %7,69 %
Jumlah 26 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 18 orang (69,2 %), responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (23,1 %) sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (7,69 %).
4.1.3. Pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 26 responden tentang gejala bahaya masa nifas dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 4.1.3 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas.

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
Baik Cukup Kurang 1871 69,2 %26,92 %3,85 %
Jumlah 26 100 %

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 18 orang (69,2 %), responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (26,92 %) sedangkan untuk pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,85 %).

4.2.    Pembahasan
4.2.1. Pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas
Hasil penelitian pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas didapatkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 20 orang (77 %) mempunyai pengetahuan baik, 6 orang mempunyai pengetahuan cukup (23 %) sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang tidak ada.
Tingkat pengetahuan baik pada sebagian besar responden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tingkat tahu (knoew) yang dimiliki responden cukup memadai tentang bagaimana pengertian tanda bahaya masa nifas, pemahaman (komprehension) tentang bagaimana kemampuan dalam pemahaman pengertian tanda bahaya masa nifas, serta aplikasi (application) dalam pengertian mengenai tanda bahaya masa nifas.
Pengetahuan yang baik adalah dimana individu memiliki kemampuan untuk memperjelas fenomena yang terjadi di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat HB Bloom dalam Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu yang dimiliki individu melalui atau dengan memperjelas fenomena sekitar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas baik, hal ini disebabkan oleh pengalaman dari masa nifas sebelumnya, kesadaran ibu post partum akan pentingnya kesehatan selama masa nifas, serta pengaruh lingkungan yang mayoritas kesadarannya tinggi, hal ini didukung oleh fasilitas kesehatan yang memadai.
4.2.2. Pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas.
Hasil penelitian pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas didapatkan sebanyak 18 orang (69,2 %) berpengetahuan baik, 6 orang (23,1 %) berpengetahuan cukup dan sebanyak 2 orang (7,69 %) mempunyai pengetahuan kurang.
Menurut (Sadulloh, 2003) tingkat pengetahuan cukup pada sebagian besar responden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki, pengalaman apa yang telah atau yang sedang dialaminya tentang masa nifas. Sosial budaya mempunyai peran dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keyakinan merupakan perasaan atau ide seseorang yang akan menimulkan efek positif maupun negatif suatu obyek materi tentang pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dari pengetahuan dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.
Untuk meningkatkan pengetahuan menjadi baik perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan pengetahuan responden diantaranya adalah dengan didapat dari pengalaman, pelatihan, konseling dan pendidikan.
Menurut (WHO, 1992), pengetahuan seseorang didapat dari pengalaman, informasi, buku, media masa dan lain-lain. Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam mericall pengetahuan atau nalar tahu (know) pada sebuah materi, pemahamana (comprehension), aplikasi (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis), evaluasi (evaluational) pada sebauh objek materi.
Dengan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas baik. Untuk lebih meningkatkan pengetahuan pada ibu post partum khususnya mengenai pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas perlu kiranya dilakukan langkah-langkah peningkatan pengetahuan diantaranya adalah konseling, pendidikan, rajin membaca buku, media masa dan informasi tentang kesehatan.
4.2.3. Pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas
Hasil penelitian pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas didapatkan sebanyak 18 orang (69,2 %) mempunyai pengetahuan baik, yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (26,92 %) sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,85 %).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.      Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu post partum tentang pengetahuan ibu post partum tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di ruang nifas BRSUD Waled Kabupaten Cirebon maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Dari 26 responden di ruang nifas BRSUD Waled Kabupaten Cirebon diperoleh responden dengan pengetahuan biak sebanyak 17 orang (70 %), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (25 %), dan responden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (5 %).
  2. Pengetahuan ibu post partum tentang pengertian tanda bahaya masa nifas dari 26 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (65,4 %), yang berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (34,6 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada.
  3. Pengetahuan ibu post partum tentang klasifikasi tanda bahaya masa nifas dari 26 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (69,2 %), yang berpengetahuan cukup sebanyak 6 orang (23,1 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 2 orang (7,69 %).
  4. Pengetahuan ibu post partum tentang gejala bahaya masa nifas dari 26 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 18 orang (69,2 %), yang berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (26,92 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (3,85 %).

5.2.     Saran
Beberapa saran dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain :
5.2.1. Bagi Klien
Tingkat motivasi pada klien khususnya ibu post partum yang dirawat di ruang nifas BRSUD Waled agar mendapatkan infomasi lebih banyak tentang kesehatan khususnya tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas agar tercapainya standar pelayanan kebidanan.

5.2.2. Bagi BRSUD Waled
Tingkatkan pelayanan kesehatan pada ibu pot partum dalam upaya pencapaian standar pelayanan kebidanan secara maksimal melalui penyuluhan atau promosi kesehatan.

5.2.3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan kepada pihak institusi untuk dapat lebih melengkapi literatur-literatur yang diperlukan mahasiswa sebagai acuan dan bahan penelitian selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

(1) Felly Dkk. 2007. Perdarahan Pasca Persalinan Part 2.www.goole.com
(2) Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta
(3) Atambua, Gemari. Dkk. 2003. Pengelolaan GSI Berwawasan Gender.
www.google.com
(4) Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Meternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP – SP
(5) Wiknjosastro, Hanifah. 2000. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta : YBP-SP
(6) Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
(7) Anwar, Desy. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Amelia Surabaya.
(8) Prawiro Hardjo, Sarwono. 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal Edisi /. Jakarta : YBP-SP
(9) Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta : FK UI.
(10) Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
(11) Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.

No comments:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda! Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar!.