Sunday 4 April 2010

Burung Kutilang


Sore itu, Iwan dan Tata sedang mencari bambu di pinggir desa. Mereka akan membuat kerajinan tangan yang terbuat dari bambu. Setelah beberapa saat mencari, mereka pun memperoleh bambu yang diperlukan. Tiba-tiba Iwan dan Tata dikejutkan oleh suara burung.
"Ayo, kita lihat di mana suara burung itu!" kata Man kepada Tata.

Iwan dan Tata mencari tempat asal suara burung itu. Mereka menuju semak-semak yang tidak jauh dari tempat mereka berada. Memang benar, mereka menemukan seekor burung kutilang. Sayap burung itu berdarah. Setelah mereka periksa, ternyata sayap burung itu terluka.
"Luka ini mungkin akibat peluru yang ditembakkan pemburu," ujar Tata.
"Mungkin saja, tetapi bisa juga karena dikatapel," tambah Iwan. "Kasihan. Kita harus merawat burung ini," ujar Tata lagi. Iwan dan Tata berembuk untuk menentukan siapa yang akan memelihara dan merawat burung itu. Karena di rumah telah memelihara seekor kelinci, Tata akhirnya menyerahkan burung itu kepada IwaR Mereka pun pulang dengan membawa burung kutilang dan bambu yang mereka butuhkan.
Iwan merawat dan memelihara burung kutilang yang malang itu dengan kasih sayang. Burung itu diobati, dibuatkan kandang yang bagus, serta diberinya makan dan minum yang cukup setiap hari.
Hampir sebulan Iwan memelihara burung itu. Kini burung itu sudah bisa meloncat-loncat dan terbang dalam sangkarnya. Burung itu bahkan sudah berkicau lagi. Kicauannya merdu sekali.
"Bagaimana kalau burung ini kita lepas, Wan? la tampak sehat dan sudah bisa terbang," kata Tata saat bermain di rumah Man.
"Benar, Ta! Sudah saatnya burung ini kita lepaskan," jawab Iwan.
Tata membantu Iwan membuka pintu sangkar burung itu lebar-lebar. Burung kutilang itu pun terbang dengan cepat. Iwan dan Tata tersenyum puas. Mereka telah menolong burung itu dari penderitaannya.

No comments:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda! Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar!.