Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunia- Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah Strategi Belajar Mengajar yang berjudul “KOMPONEN-KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN” tepat pada waktunya.
Penyusunan Makalah "Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran" ini dikhususkan buat para pendidik yang mencari referensi untuk meneliti ataupun menerapkan Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah"Komponen-Komponen Strategi Pembelajaran" ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Sehingga strategi pembelajaran mengacu kepada pengertian sebagai seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komponen dari strategi pembelajaran itu
sendiri antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode,
alat, sumber pelajaran dan evaluasi. Agar tujuan itu tercapai, semua komponen
yang ada harus diorganisasikan sehingga antar sesama komponen terjadi
kerjasama.
Karena
itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-komponen tertentu saja,
tetapi harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
Proses
pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi dan berinterelasi. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, bahan
pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran dan
evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan
Tujuan
merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Mau dibawa
kemana siswa, apa yang harus dimiliki oleh siswa, semuanya tergantung pada
tujuan yang ingin dicapai. Jika diibaratkan, tujuan sama dengan komponen jantung
pada sistem tubuh manusia. Oleh karenanya, tujuan merupakan komponen yang
pertama dan utama.
Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif.
Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus
ditanamkan kepada anak didik. Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak
didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik disekolah maupun
diluar sekolah.
Menurut
Ny. Dr. Roestiyah,N.K (1989:44) mengatakan bahwa suatu tujuan pengajaran adalah
deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita
harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu
tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu
dan bukan sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri.
2.2 Bahan Pelajaran
Bahan
pelajaran adalah komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks
tertentu, bahan pelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya,
sering terjadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi.
Ada
dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran, yakni penguasaan bahan
pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Penguasaan bahan pelajaran pokok
adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru
sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran
pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar
dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok. Pemakaian
bahan pelajaran pelengkap ini harus disesuaikan dengan bahan pelajaran pokok
yang dipegang agar dapat memberikan motivasi kepada sebagian besar atau semua
anak didik.
Menurut
(Kemp, 1977), bahan pelajaran umumnya merupakan gabungan antara jenis materi
yang berbentuk pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci), keterampilan
(langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan syarat-syarat tertentu), dan sikap
(berisi pendapat, ide, saran, atau tanggapan). Dalam isi pelajaran ini terlihat
masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi pembelajaran, guru
harus terlebih dahulu memahami jenis bahan pelajaran yang akan disampaikan agar
diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
2.3 Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan
belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang
telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran, kegiatan
belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi
dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah
yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan
fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam pengajaran dengan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan
belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas anak didik seoptimal
mungkin. Keaktifan anak didik menyangkut kegiatan fisik dan mental. Aktivitas
anak didik bukan hanya secara individual, tetapi juga dalam kelompok sosial.
Aktivitas anak didik dalam kelompok sosial akan membuahkan interaksi dalam
kelompok. Interaksi dikatakan maksimal bila interaksi itu terjadi antara guru
dengan semua anak didik, antara anak dengan guru, dan antara anak didik dengan
anak didik dalam rangka bersama-sama mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual
anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual dan psikologis. Kerangka
berpikir demikian dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan kepada
setiap anak didik secara individual. Pemahaman terhadap ketiga aspek tersebut
akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan
pendekatan dalam mengajar.
2.4 Metode
Metode
adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran
kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan komponen yang juga
mempunyai fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan pencapaian tujuan sangat
ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain,
tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang tepat, maka komponen-komponen
tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena
itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu
metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya
pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Tetapi juga
penggunaan metode yang bervariasi tidak akan menguntungkan kegiatan belajar
mengajar bila penggunaannya tidak tepat dan sesuai dengan situasi yang
mendukungnya dan dengan kondisi psikologis anak didik. Oleh karena itu,
disinilah kompetensi guru diperlukan dalam pemilihan metode yang tepat. Menurut
Prof.Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc. Ed, mengemukakan lima macam factor yang
mempengaruhi metode mengajar adalah sebagai berikut ;
a.
Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
b.
Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
c.
Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
d.
Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya
e.
Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
2.5 Alat
Alat
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan
pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai
pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat
dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang
dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dll. Sedangkan
alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur,
gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. Alat bantu pengajaran dapat juga
dikatakan sebagai media. Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih media
adalah :
a)
Ketepatan dengan tujuan pembelajaran.
b)
Dukungan terhadap isi pelajaran.
c)
Kemudahan memperoleh media.
d)
Keterampilan guru dalam menggunakannya.
e)
Ketersediaan waktu menggunakannya.
f)
Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Alat
bantu pengajaran terutama media yang menggunakan audiovisual mempunyai sifat
sebagai berikut :
a.
Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
b.
Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
c.
Kemampuan untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar
d.
Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil
yang dicapai
e.
Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan)
2.6
Sumber Pelajaran
Belajar
mengajar, telah diketahui, bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses
dalam kemaknaan, didalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan kepada anak
didik. Nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terambil dari
berbagai sumber guna dipakai dalam proses belajar mengajar.
Jadi
menurut (Drs. Udin Sari Winataputra, M.A dan Drs Rustana Adiwinata, 1991 : 165)
yang dimaksud dengan sumber bahan belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan / materi
untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar.
Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru
(perubahan).
Dalam
mengemukakan sumber –sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segal sesuatu
dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam Sumber-sumber belajar
sebagai berikut :
a.
Manusia (dalam keluarga, sekolah dan masyarakat)
b.
Buku / perpustakaan/ bahan materi
c.
Media Massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dll)
d.
Alam Lingkungan
e.
Alat Pengajaran atau perlengkapan ( buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape,
papan tulis, kapur , spidol, dll)
f.
Museum (Tempat penyimpanan benda-benda kuno)
g.
Aktivitas yang meliputi : pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem
pengajaran modul.
2.7
Evaluasi
Evaluasi
merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan
saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran,
tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam
pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam
pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
Pengertian
dari evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar. Dari pengertian itu, tujuan evaluasi dapat dilihat dari 2
segi, yaitu:
a)
Tujuan Umum
1. Mengumpulkan data-data yang
membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan
2.
Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat
3.
Menilai metode mengajar yang dipergunakan
b)
Tujuan Khusus
1.
Merangsang kegiatan siswa
2.
Menemukan sebab-sebab kemajuan atau kegagalan
3. Memberikan bimbingan yang sesuai
dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan
4. Memperoleh bahan laporan tentang
perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan
5.
Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar
Evaluasi
dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Untuk memberikan umpan balik kepada
guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar,
serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2. Untuk memberikan angka yang tepat
tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid
3.
Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh murid
4. Untuk mengenal latar belakang murid
yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang nantinya dapat dipergunakan
sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul.
Evaluasi
sebagai alat untuk melihat keberhasilan pencapaian tujuan dapat dikelompokkan
ke dalam 2 jenis, yaitu :
a) Tes
• Digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran
• Tes harus memiliki dua kriteria yaitu
kriteria validitas dan kriteria reliabilitas
• Tes hasil belajar dapat dibedakan
menjadi tes kelompok dan tes individual
b) Non Tes
• Adalah alat evaluasi yang biasanya
digunakan untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.
• Jenis-jenis non tes : Observasi,
Wawancara, Studi Kasus, Skala Sikap
BAB
III
PENUTUP
Dari
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu Strategi pembelajaran yang
digunakan oleh pengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadi proses belajar
mandiri dalam diri siswa. Namun perlu diingat bahwa pendekatan yang baik belum
tentu menghasilkan pembelajaran yang baik pula. Karena itu faktor pengajar
sebagai manager dari suatu kegiatan pembelajaran di kelas sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Sehingga guru dalam merencanakan
pembelajaran dituntut untuk dapat menguasai komponen-komponen strategi pembelajaran
yang diantaranya adalah tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
metode, alat, sumber pelajaran dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien. Yang dimana komponen yang satu dengan
komponen yang lain saling berhubungan untuk dapat mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang tegas dan jelas .
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.
Syaiful Bahri Djamarah, Drs. Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Penerbit
No comments:
Post a Comment