Sunday, 4 April 2010

Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan ANC

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
ANC atau pemeriksaan/pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Dalam pelayanan ANC terdapat pelayanan Asuhan Standar Minimal “7 T” yang terdiri dari : timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT lengkap, pemberian tablet fe minimal 90 tablet selama kehamilan,periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki, Tanya (temu wicara) dalam rangka tes pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) dan persiapan rujukan(1).

Di dapatkan data di Puskesmas Jagapura tentang kunjungan bumil K1 dan K4 tahun 2007 sebagai berikut yaitu kunjungan K1 673 ibu hamil (70,3%), sedangkan K4 660 ibu hamil (69 %) dari 957 ibu hamil, sedangkan menurut surat keputusan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon tanggal 1 Maret 2007 tentang standar pelayaan minimal (SPM) mengatakan bahwa tahun 2007. cakupan kunjungan K1 seharusnya 95% tetapi di Puskesmas Jagapura 70,3% itu berarti cakupan kunjungan K1 tidak mencapai target 24,7%. Sedangkan pada kunjungan K4 seharusnya 87% tetapi di Puskesmas Jagapura 69% itu berarti kunjungan K4 tidak mencapai target sebsar 18% (2).
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid, kunjungan ANC yang ideal adalah setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu, setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu, setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 32 minggu sampai terjadi persalinan, akan dilakukan pemeriksaan khusus jika terdapt keluhan-keluhan tertentu(1).
Konsep pemeriksaan kehamilan adalah anamnesa, pemeriksaan (pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan penunjang), Diagnosa/kesimpulan, diagnosa banding, prognosis, selain itu tujuan ANC adalah memantau kemajuan dan untuk memastikan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu, mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi secara hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat bagi ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal (1).
Pengetahuan merupakan hasil dari ’Tahu’’ ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.(3).Pengetahuan atau kognitif mempunyai pengaruh yang sangat penting atau dalam membentuk tindakan perilaku, terbentuknya pengetahuan diperngaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuannya, selain pendidikan, pengalaman, usia, sumber informasi dan penghasilan juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, pengetahuan pada ibu hamil pada kunjungan tiap trimester yaitu trimester I, II, III sangat penting, tapi jika tidak diketahui oleh ibu hamil maka kehamilannya tidak akan diketahui secara dini atau dideteksi jika adanya komplikasi pada kehamilan (3).
Pada tahun 2001 jumlah kematian ibu di Kabupaten Cirebon sebanyak 67 ibu. Pada tahun 2002 jumlah kematian ibu maternal sebanyak 62, tahun 2003 jumlah kematian ibu 67, tahun 2004 jumlah kematian ibu 57, tahun 2005 jumlah kematian 77. Tahun 2006 jumlah kematian ibu ada 63 orang, sebab kematian adalah, perdarahan 20 ibu. Eklamsi 13 ibu, infeksi 4 ibu, sebab lain-lain 26 orang. Semua penyebab kematian itu dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan karena dengan pemeriksaan segala komplikasi kehamilan dapat dideteksikan secara dini (7).
Data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa kunjungan ibu hamil K1 berjumlah 1.023.481 ibu hamil (82,14%) dan K4 berjumlah 775.362 ibu hamil (75,76%) (8), data Dinas Kesehatan Kaupaten Cirebon pada bulan Januari-Mei 2008 yaitu pemeriksaan K1 ibu hamil berjumlah 67.951 (98,8%) sedangkan K4 60.256 ibu hamil (97,1%) dari 62046 ibu hamil(2) dan untuk data di Puskesmas Jagapura bulan Januari-Mei 2008 adalah untuk kunjungan K1 866 ibu hamil (87,4%) dan untuk pemeriksaan K4 berjumlah 789 ibu hamil (89%) dari 885 ibu hamil. Sedangkan di BPS Sunarti terdapat 162 ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya sejak TM I, II dan III.
Dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil kasus gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari-Mei tahun 2008.

1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dari proposal ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari - Mei tahun 2008 ?”

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon.bulan januari-mei tahun 2008.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahuai pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari-Mei tahun 2008.
1.3.2.2 Untuk mengetahuai pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari-Mei tahun 2008.
1.3.2.3 Untuk mengetahuai pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari-Mei tahun 2008.
1.3.2.4 Untuk mengetahui tanda bahaya kehamilan bagi ibu hamil di BPS Sunarti desa Jagapura Kabupaten Cirebon Januari-Mei tahun 2008.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktisi
Memberikan informasi tentang pentingnya ANC pada kehamilan untuk mendukung pelayanan kebidanan di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan januari-mei tahun 2008.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Menambah khasanah keilmuwan dilingkungan STIKes Cirebon khususnya prodi Diploma III Kebidanan serta sebagai masukan dan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini membatasi hanya pada permasalahan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon meliputi pengertian, manfaat, frekuensi pemeriksaan ANC serta tanda bahaya kehamilan.

1.6 Definisi Konseptual dan Operasional
1.6.1 Definisi Konseptual
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (3).
Ibu hamil adalah seorang wanita yang mengandung atau yang mengalami masa konsepsi sampai melahirkan (3).
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi secara alamiah dimana dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil adalah 280 hari.(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir(4).
ANC (Antenatal Care) pemeriksaan / pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (1).
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut yaitu mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman. Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi (4).
1.6.2 Definisi Operasional
Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan kehamilan yang dimulai dari awal kehamilan biasanya ditandai berdasarkan haid terakhir dan tes air kencing positif sampai ibu melahirkan,ini bertujuan untuk mengoptimalkan kesehatan ibu.Indikatornya adalah agar ibu mengerti tentang keadaan mental, fisik dan keadaan janinnya, skala yang digunakan berupa ordinal dengan hasil ukur baik, cukup dan kurang (1).
Manfaat pemeriksaan ANC adalah hasil yang diperoleh dari tindakan pemantauan pemeriksaan kehamilan pada trimester I, II dan III, agar mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil (1). Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner, cara ukurnya dengan melakukan wawancara dan indikatornya adalah agar ibu mengetahui perkembangan kehamilan dan janinnya serta deteksi dini. Skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan hasil ukur baik, cukup dan kurang.
Frekuensi pemeriksaan adalah jumlah berapa kali ibu melakukan kunjungan pemeriksaan ANC dalam waktu tertentu, indikatornya pemeriksaan biasanya paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner, cara ukurnya dengan melakukan wawancara, skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan hasil ukur baik, cukup dan kurang.
Tanda Bahaya Kehamilan adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa kehamilan yang perlu diketahui oleh ibu hamil terutama yang mengancam keselamatan ibu maupun janin yang dikandungnya. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner. Cara ukurnya dengan melakukan wawancara dan indikatornya berupa adanya perdarahan yang keluar dari jalan lahir atau tidak, adanya mual dan muntah yang berlebihan atau tidak, ketuban pecah dini atau tidak, terjadinya atau tidak pre-eklampsia dan eklampsia, dan gerakan bayi yang tidak dirasakan. Skala yang digunakan berupa skala ordinal dengan hasil ukur baik, cukup dan kurang.

1.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penilitian ini adalah(9)
Bagan 1








Variabel Dependent Variabel Independent








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang, Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).(15)

2.2 Pengetahuan (Antenatal Care)
2.2.1 Pengertian
Pengetahuan (Antenatal Care) adalah pengetahuan ibu mengenai kehamilan. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kehamilan, pertumbuhan dan perkembangan janin, perawatan selama hamil dan tanda bahaya yang perlu diwaspadai.(4)
2.2.2 Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa tingkatan pengetahuan di bagi menjadi enam tingkatan yaitu :
2.2.2.1 Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yangtelah dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2.2.2.2 Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan yang menjalankan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
2.2.2.3 Aplikasi (Applicasion)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari mengerti. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
2.2.2.4 Analisa (Analisis)
Analisa diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
2.2.2.5 Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseliruhan yang baru. Dengan kata lain sitesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada (merencanakan, meringkas menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada).
2.2.2.6 Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk meletakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
2.2.3.1 Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan senagai terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2.2.3.2 Informasi
Seseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas.


2.2.3.4 Pengalaman
Sesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.(3)
2.2.3.5 Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk mempunyai kebutuhan hidup.(6)
2.2.3.6 Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun. (6)
2.2.4 Penelitian Roger
Mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut mengalami proses yang berturut-turut yakni:
2.2.4.1 Awarnes (kesadaran) terhdapa orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui lebih dahulu terhadap stimulasi.
2.2.4.2 Ineterst (merasa tertarik) terhadap stimulasi atau objek tertentu disini sikap subjek mulai timbul.
2.2.4.3 Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya setimulasi tersebut bagi dirinya, hal itu berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
2.2.4.4 Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulan.
2.2.4.5 Adaptation dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan responden dan sikapnya terhadap stimulasi(3)..
2.3 Konsep Kehamilan
2.3.1 Kehamilan
Kehamilan adalah pertemuan atau persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa), konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil dari konsepsi sampai aterm.(10)
Kehamilan adlah merupakan suatu proses alamiah yang dialami wanita, dimana masa kehamilan berlangsung kira-kira 40 minggua (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari).(11)
Kehamilan merupakan suatu proses yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa) kehamilan berlangsung rata-rata 280 hari sejak permulaan haid terakhir atau 267 hari setelah ovulasi.(2)
Kehamilan adalah 10 hari sejak sel telur dibuahi sperma, di saluran tuba falopi telur yang telah dibuahi sperma bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya, saat itulah placenta mulai berkembang dan memproduksi HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni.(13)
2.3.2 Tanda-tanda Kehamilan
Tanda-Tanda Pasti Kehamilan
2.3.2.1 Mendengar bunyi jantung anak
2.3.2.2 Melihat, meraba atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
2.3.2.3 Melihat rangka janin dalam sinar rontgen atau USG
2.3.2.4 Dapat diraba dan kemudian dikenal bagian-bagian janin
2.3.2.5 Dapat dicatat dan didengar bunyi jantung janin dengan dopler
2.3.2.6 Dapat dirasakan gerakan janin dan balotemen
2.3.2.7 Dengan ultrasonografi (scanning) dapat diketahui ukuran placenta dan panjang janin.(Crown-Rump).
2.3.2.8 Tanda atau Gejala Kehamilan
a. Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umunya wanita hamil tidak dapat haid lahir. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir. Supaya dapat ditentukan taunya kehamilan dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi.
b. Nausea (enek) dan Emesis (muntah)
Enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, disertai kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut hiperemesis gravidarum.
c. Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Pingsan
Pingsan sering dijumpai bila berada pada tempat-tempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan hilang sesudah kehamilan 16 minggu.
e. Mammae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae, glandula montgomery tampak lebih jelas.
f. Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
g. Sering kencing
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uteus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
h. Obstipasi (Sembelit)
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
i. Pigmentasi kulit
Terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas, pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, daerah leher menjadi lebih hitam demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea), pigmentasi ini trjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid placenta yang merangsang melanofos dan kulit. Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat pada daerah genitalia eksternaa, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
j. Tanda Chadwick
Adalah akibat hormon estrogen mengalami perubahan, adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah agak kebiru-biruan.
k. Tanda Piscaseck
Adalah uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jeas ke jurusan pembesaran tersebut.
l. Tanda Braxton-Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri tanda ini tidak ditemukan.
m. Suhu basal
Sesudah ovulasi suhu basal tetap tinggi antara 37,20 sampai 37,80 adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.
n. Cara khas yang dipakai untuk mementukan adanya human chorinic gonadotropin pada hamil muda adalah air kencing pertama pagi hari, dengan tes kehamilan tertentu. Air kencing pagi hari ini dapat membuat diagnosisi kehamilan sedini-dininya.
o. Pembesaran perut
Setelah bulan ke 11 rahim dapat diraba dari luar dan mulai membesarkan perut
p. Epulis
suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi pada triwulan pertama.
q. varises
sering terjadi pada triwulan terakhir,didapat pada daerah eksterna,fossa poplitea,kaki dan betis.pada multigravida kadang-kadang varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu ,timbul kembali pada triwulan pertama .kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
r. Tanda Hegar
istmus rahim menjadi lunak seperti ujung tulang kuping.

2.4 Pemeriksaan ANC
2.4.1 Pengertian
Pemeriksaan atau pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Dalam melakukan pemeriksaan ANC digunakan pelayanan asuhan minimal “7 T” yaitu timbangan berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT lengkap, pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki, tanya (temu wicara) dalam rangka pemeriksan PMS dan periapan rujukan. Konsep pemeriksaan kehamilan meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik umum, khusus obstetri, pemeriksaan penunjang, diagnosa banding dan prognosis.(1)
2.4.2 Pemeriksaan Kehamilan
Selama masa kehamilan, ibu akan mendapatan perawatan secara teratur, baik melalui bagian kebidanan di rumah sakit, dokter umum atau bidan, semua ini untuk memastikan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik dan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat masalah berkenaan dengan kandungan.
2.4.2.1 Kunjungan Pertama
Mayoritas wanita mendapatkan pemeriksaan pra kelahiran mereka yang pertama pada usia kehamilan 8-12 minggu, semakin awal pemeriksaan, semakin baik.
a. Pertanyaan yang mungkin diajukan pada ibu yaitu:
1) Penyakit yang ibu derita (sebagai contoh, apakah ibu sedang menjalani pengobatan terhadap penyakit kronis seperti diabetes atau hipertensi).
2) Operasi yang pernah dijalani
3) Apakah pernah terjadi komplikasi dalam kehamilan sebelumya seperti keguguran kelahiran prematur, atau pre eklampsia?
4) Apakah ibu pernah melahirkan bayi abnormal sebagai contoh spina bifida
5) Apakah ada riwayat keluarga mengenai penyakit keturunan seperti talasemia atau fibrosis kistis?
6) Apakah ada yang kembar dalam keluarga?
Kemudian bidan atau dokter akan menanyakan hari pertama dari menstruasi terakhir, Untuk memperkirakan kapan kira-kira sang bayi akan dilahirkan. Pada pemeriksaan pertama ini merupakan kesempatan yang tepat untuk menanyakan segala sesuatu yang dirasakan.(12)
b. Pemeriksaan
Selama kunjungan pemeriksaan yang akan dilakukan adalah:
1) Berat badan akan ditimbang, mayoritas wanita bertambah berat badannya sebesar 10-12,5 kg selama kehamilan. Kebanyakan terjadi setelah minggu ke-20.
2) Tinggi badan, tinggi badan akan diukur pada kunjungan pertama karena tinggi merupakan gambaran kasar mengenai ukuran luas panggul.
3) Pemeriksaan fisik menyeluruh, dokter akan mengecek jantung dan paru-paru ibu dan akan memastikan bahwa secara umum ibu berada dalam keadaan sehat.
4) Air seni, ibu akan diminta menyerahkan contoh air seni setiap kali mengadakan kunjungan. Contoh air seni ini akan digunakan untuk mengecek beberapa hal termasuk:
a) Gula, sebagian wanita menderita jenis diabetes selama masa kehamilan yang dikenal sebagai (diabetes gestasional) yang biasanya dapat dikontrol lewat perubahan diet dan kemungkinan insulin. Kondisi ini biasanya hilang begitu sang bayi lahir.
b) Protein atau albumin, dalam air seni dapat menunjukkan apakah ada infeksi yang memelukan perawatan. Kadar protei juga dapat menjadi pertanda hipertensi akibat kehamilan.
c) Tekanan darah, akan diukur setiap kali kunjungan,. Kenaikan tekanan darah pada akhir-akhir masa kehamilan dapat menjadi pertanda pre eklampsia.
c. Tes Darah
Setiap pemeriksaan kehamilan ibu akan disarankan melakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa:
1) Golongan darah
2) Apakah darah ibu mempunyai rhesus negatif atau positif. Sebagian kecil ibu memiliki rhesus negatif. Sebagian ibu yang rhesus negatif akan memerlukan suntikan setelah kelahiran bayi pertama mereka untuk melindungi bayi berikutnya dari anemia.
3) Apakah ibu penderita anemia, jika ibu penderita anemia, maka akan diberi tablet besi dan asam folat.
4) Daya tahan tubuh ibu terhadap rubela (Campak Jerman), jika mendapat rubela di awal-awal masa kehamilan, penyakit ini dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi bayi dalam kandungan.
5) Sifilis, deteksi dan perawatan sedini mungkin bagi wanita penderita penyakit yang ditularkan lewat hubungan seks.
6) Hepatitis B, ini merupakan virus yang menyebabkan penyakit hati dan dapat menular pada bayi, sang bayi dapat diimunisasi pada saat lahir untukmencegah penularan.
d. Tes Khusus
Sejumlah tes mungkin akan ditawarkan pada kunjungan pertama, sebaiknya bicarakan alasan tes tersebut dengan bidan atau dokter sehingga dapat menentukan pilihan apakah harus melakukan tes tersebut atau tidak berdasarkan informasi lengkap. Mintalah dokter atau bidan untuk menerangkan hasil tes tersebut jika ingin menjalani tes itu.
1) Tes darah HIV, HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS. Jika positif mengidap HIV sebaiknya berkonsultasi dengan organisasi yang berhubungan dengan HIV serta AIDS.
2) Pemeriksaan dalam, kadang-kadang bidan atau dokter menganggap perlu untuk melakukan pemeriksaan dalam.
3) Apusan mulut rahim, merupakan tes untuk mendeteksi perubahan awal pada bagian mulut rahim
2.4.2.2 Kunjungan Berikutnya
Setelah kunjungan pra kehamilan pertama pengecekan biasanya dilakukan setiap 4 minggu selama 28 minggu, tiap 2 minggu selama 36 minggu, dan setiap minggu hingga sang bayi lahir. Air seni dan tekanan darah serta berat badan akan dicek., Perut akan di palpasi untuk mengecek posisi serta pertumbuhan bayi serta mendengar detak jantung janin bayi.

2.5 Manfaat Pemeriksaan ANC
Memeriksakan kehamilan secara rutin pada ibu hamil sangat dianjurkan dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini penyakit-penyakit yang mungkin timbul pada kehamilan serta mengobatinya.
Manfaat Utama ANC (Ante Natal Care) adalah:
2.5.1 Menurunkan kesakitan dan kematian maternal dan perinatal dengan upaya bidan, memonitor kemajuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatn ibu dan bayi normal dengan pelayanan Asuhan Standar Minimal “7 T” yang terdiri dari : timbang berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT lengkap, pemberian tablet fe minimal 90 tablet selama kehamilan, periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki, Tanya (temu wicara) dalam rangka tes pemeriksaan penyakit menular seksual (PMS) dan persiapan rujukan(1).
2.5.2 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
2.5.3 Mempersiapkan diri dan untuk kelangsungan secara fisik, emosional, logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan komplikasinya.
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal.
2.5.4 Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2.5.5 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental sosial ibu.
2.5.6 Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat serta pada bayinya menghindari trauma seminimal mungkin.
2.5.7 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
2.5.8 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara wajar.





2.6 Frekuensi Pemeriksaan ANC
2.6.1 Frekuensi pemeriksaan ANC dilihat dari tuanya kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu:
2.6.1.1 Satu kali pada TM ke I yaitu usia kaehamilan 0-12 minggu
2.6.1.2 Satu kali pada TM ke II yaitu usia kehamilan 12-28 minggu
2.6.1.3 Dua kali pada TM ke III yaitu usia kehamilan 28-40 minggu(4)
2.6.2 Kunjungan ANC yang ideal(1) yaitu:
2.6.2.1 Setiap bulan sampai kehamilan 28 minggu
2.6.2.2 Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu
2.6.2.3 Setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi persalinan.

2.7 Tanda Bahaya Kehamilan
2.7.1 Anemia
2.7.1.1 Anemia dalam kehamilan terjadi karena perubahan-perubahan dalam darah dan sum-sum tulang. Darah bertambah banyak dalam kehamilan (hidremia) akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibadingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga terjadi pengeceran darah sehingga terjadilah anemia (4).
2.7.1.2 Kriteria Anemia
a. Anemia ringan kadar Hb < 11gr% b. Anemia sedang kadar 6 – 7gr% c. Anemia berat kadar Hb < 4gr% 2.7.1.3 Penatalaksanaan a. Memberikan tablet Fe lalu jelaskan manfaat 2 cara meminumnya. b. Menganjurkan ibu untuk mengatur pola makan yang dapat memenuhi kebutuhannya (makanan bergizi, tinggi protein, dan zat besi). c. Memberitahu kepada ibu jika merasakan keluhan seperti lemas segera ke tenaga kesehatan terdekat. d. Memeberikan dan memotivasi itu untuk melakukan kunjungan ulang beikutnya(4) 2.7.2 Perdarahan 2.7.2.1 Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagi kelainan yang berbahaya, kehamilan pada kehamilan muda disebut abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tua ialah kehamilan 22 minggu. Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 22 minggu. Walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan 22 minggu. Pedarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 22 minggu oleh karena itu, merupakan penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta. 2.7.2.2 Pertolongan Pertama Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak dari perdarahan yang biasanya terjadi pada permulaan persalinan biasa, harus dianggap sebagai perdarahan antepartum. Apapun penyebabnya penderita harus dibawa ke RS yang memiliki fasilitas untuk transfusi darah dan operasi(4). 2.7.3 Hiperemesis 2.7.3.1 Mual dan muntah adalah gejala yang wajar sering terjadi pada kehamilan TM I, terjadi pada pagi hari dan dapat timbul setiap saat pada malam hari. Gejala ini terjadi kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir dan berlangsung selama 10 minggu perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf serta kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisasi dapat menyebabkan muntah yang berlebihan, tapi sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab hiperemesis. 2.7.3.2 Pengelolaan Pencegahan terhadap hiperemesis gravidum perlu dilaksanakan dengan jalan: a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. b. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat, lemak sebaliknya dihindarkan. d. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaliknya dihindarkan. e. Makan dan minum seyognya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. f. Makan yang teratur hendaknya dapat dijalankan, menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting. Oleh karenanya dianujurkan makanan yang banyak mengandung gula. g. Bila mual dan muntah semakin sering lebih dari kehamilan 4 bulan segera bawa ke tenaga medis terdekat(4) 2.7.4 Ketuban Pecah Dini 2.5.4.Definisi a. Ketuban pecah dini merupakan keluarnya cairan berupa air-air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu. b. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalian berlangsung. c. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. 2.5.4.2 Penanganan a. Rujuk segera ke rumah sakit b. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG. c. Lakukan pemeriksaan inspekulo (dengan spekulum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna, biru) dan membedakannya dengan urin. d. Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 22 minggu) jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital. e. Tentukan ada tidaknya infeksi f. Tentukan tanda-tanda impartu(4) 2.7.5 Pre eklampsia dan Eklampsia 2.7.5.1 Definisi a. Pre eklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit, ini terjadi pada masa kehamilan. Walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi, istilah kesatuan penyakit harus diartikan bahwa kedua peristiwa dasarnya sama dan bahwa eklampsia dengan tambahan gejala-gejala tertentu. b. Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Pre eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat bila satu atau lebih tanda atau gejala di bawah ini ditemukan: 1) Tekanan sistolik ibu 140 mmHg atau lebih atau tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. 2) Proteinuria 3 gram atau lebih dalam 24 jam, 3,4 atau lebih pada pemeriksaan kualitatif. 3) Aliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam 4) Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrum. 5) Oedema paru-paru atau sianosis. 2.7.5.2 Eklampsia Istilah ini berasal dari bahasa Yunani berarti “halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala ekslampia timbul dengan tiba-tiba tanpa ditandai gejala lain. Biasanya mengerang ibu hamil dan ibu nifas, penderita akan menderita kejang-kejang. 2.7.5.3 Pengobatan a. Pengobatan Pre eklampsia Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simfomatis karena etiologi pre eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya belum diketahui. Tujuan utama penanganan ialah: 1) Mencegah terjadinya pre eklampsia berat dan eklampsia 2) Melahirkan janin hidup 3) Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya. Pada dasarnya penanganan pre eklampsia terdiri atas pengobatan medik dan penanganan obstetrik penanganan obstetrik di rujukan untuk melahirkan bayi pada saat yang optimal yaitu sebelum janin mati dalam kandungan(4). b. Penanganan Eklampsia Tujuan utama pengobatan eklampsia ialah menghentikan berulangnya seragan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah ibu dan keluarga mengizinkan pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting bagi penanganan penderita eklampsia. Sehingga ia harus di rawat di rumah sakit. Untuk menenangkan ibu dapat diberikan diazepam 20 mg IM. Jika timbul kejang maka yang utama adalah mempertahanan jalan pernapasan, menghindarkan tergigitnya lidah, pemberian oksigen dan menjaga agar penderita tidak mengalami trauma dan diberikan therapi obat seperti sodium penothal, sulfas megnesicus, lylie cocktail. Tindakan obstektriknya adalah setelah kejang dapat diatasi dan keadaan umum penderita diperbaiki, maka direncanakan untuk mengakiri kehamilan mempercepat persalinan. Apakah dengan tindakan SC atau persalinan pervaginam tergantung dari banyak faktor seperti keadaan servick, komplikasi obstetrik, paritas, serta adanya ahli anastesia dan sebagainya. c. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam. d. Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil. e. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif: 1) Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu. 2) Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadinya tanpa komplikasi. f. Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan lakukan penanganan aktif. g. Jika penanganan akif akan dilakukan nilai serviks. 1) Jika serviks belum matang lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin, catatan: jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi. 2) persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir h. Jika persalinan persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu trombosit menurun dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol: 1) Tempelkan misoprostol 25 mg dipuncak vagina dapat diulangi sesudah 6 jam. 2) Jika tidak ada respon sesudah 2 x 25 mg misoprostol naikan dosis menjadi 50 mg setiap 6 jam. Catatan: jangan berikan lebih 50 mg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis. i. Jika ada tanda infeksi berikan antibiotika untuk metritis. j. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau pembekuan mudah pecah waspada koagulopati. k. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. l. Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi. 2.7.6 Gerak Janin Tidak Dirasakan 2.7.6.1 Masalah Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan. 2.7.6.2 Penanganan Umum a. Berikan dukungan emosinal pada ibu b. Nilai denyut jantung janin (DJJ) 1) Bila ibu mendapat sedatifa tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang. 2) Bila DJJ tak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. 2.7.6.3 Diagnosis Gejala: a. Gerakan janin berkurang atau hilang b. Nyeri perut hilang timbul atau menetap c. Perdarahan pervaginan sesudah hamil 22 minggu Diagnosis kemungkinan: solutio plasenta Gejala: a. Gerakan janin dan DJJ tidak ada b. Perdarahan c. Nyeri perut hebat Diagnosis kemungkinan: ruptura uteri Gejala: a. Gerakan janin berkurang atau hilang b. DJJ abnormal (< 100/menit atau > 180/menit)
Diagnosis kemungkinan: gawat janin
Gejala: gerakan janin atau DJJ hilang
Diagnosis kemungkinan: kematian janin
2.7.6.4 Penanganan Khusus
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau kelainan bawaan, atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
a. Jika pemeriksaan radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin, setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi kolumna vertebralis, gelembung udara di dalam jantung dan oedema scalp.
b. Merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.





















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Dalam rancangan ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif, metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan / analisa data, membuat kesimpulan dan laporan.

3.2 Variabel dan Sub Variabel
3.2.1 Variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain(3).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC.
3.2.2 Sub Variabel
Sub variabel adalah bagian dari suatu variabel yang dapat mempengaruhi atau menyebabkan variabel lainnya terpengaruh (5).
Sub variabel dalam penelitian ini adalah pengertian, manfaat, frekuensi pemeriksaan ANC serta tanda bahaya kehamilan.

3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti(5). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya berjumlah 162 orang di wilayah BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari-Mei 2008.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (5). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung atau memeriksakan kehamilannya pada bulan Juli 2008 berjumlah 20 orang di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon.
Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel dengan cara accidental sampling yaitu cara pengambilan responden yang kebetulan ada atau tersedia(9).

3.4 Instrumen Penelitian
Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah tersusun dengan baik. Sudah matang dimana responden hanya diminta untuk menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan dalam bentuk jawaban benar (B) atau salah (S) jumlah pertanyaan yang tersedia adalah sebanyak 26 soal. Butir pertanyaan disusun berdasarkan kisi-kisi yang sesuai dengan variabel.Adapun dalam setiap jawaban memiliki skor tersendiri sesuai dengan positif atau negatif .Jika item itu positif tiap pilihannya adalah B = 1 dan S = 0, sedangkan pada item negatif skor pilihannya B = 0 dan S = 1.

3.5 Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti. Metode ini memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta jumlah responden sedikit.(5). Teknik pengumpulan data dilakukan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC yaitu dengan cara wawancara langsung kepada responden dengan membacakan kuesioner sehingga responden tinggal menjawab pertanyaan yang diajukan.

3.6 Teknik Analisa Data.
Dalam teknik analisa data penulis menggunakan analisa univariat yaitu menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.(5)
Tujuan dari univariat adalah untuk mendapatkan gambaran umum dengan cara mendeskripsikan variabel yang digunakan dalam penelitian ini melalui distribusi persentasi, pengolahan data hasil penelitian dilakukan melalui tahap - tahap :
Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.(6).
Dalam penilitian ini ketika mengumpulkan data atau setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kembali untuk memeriksaan kebenaran kuesioner yang telah dijawab oleh responden.
Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) Untuk memudahkan kembali lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel .(6).
Dalam penilitian ini dilakukan pemberian kode dimulai dari pengkodean nomer responden sampai pada pengkodean terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori berupa pemberian kode numerik(angka).
Tabulating
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukan data kedalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori atau kriteria(6).
Setelah data terkumpul dilakukan pemrosesan data berupa pentabulasian yaitu memasukan data hasil penilitian kedalam tabel-tabel serta mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori atau kategori.
Prosentase
Prosentase yaitu mengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi yang dihitung dengan prosentase.(6)
.Setelah proses editting,coding,tabulating akan dilakukan prosentasi berupa pengelompokan data menggunakan tabel distribusi frekuensi yang dihitung dengan prosentasi
Analisa Data
Analisa pada penelitian ini menggunakan dari kuesioner dengan menggunakan rumus(6).
Dengan menggunakan rumus sebagai berikut(6) :

Keterangan :
P = Jumlah prosentase jawaban
F = Jumlah jawaban atau Frekuensi
N = Jumlah responden
Kriteria hasil :
Baik = 76 - 100 %
Cukup = 56 - 75 %
Kurang = < 55 %


3.7 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang digunakan untuk melakukan penilitian adalah pada tanggal 16-18 Juli 2008, pukul 15.30-19.00 Wib dan bertempat di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon.



















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara yang berpedoman pada kuesioner yang dilaksanakan pada tanggal 18-20 Juli 2008 di BPS. Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC yang meliputi pengertian, manfaat dan frekuensi pemeriksaan ANC serta tanda bahaya kehamilan.
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang gamabaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC yang dilakukan kepada 20 responden, maka didapatkan data sebagai berikut: yang mempunyai pengetahuan yang baik 11 responden (55%), yang mempunyai pengetahuan cukup 9 orang (45%),sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada.

Diagram 4.1 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan ANC



4.1.1 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pengertian Pemeriksaan ANC
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden tentang pengertian pemeriksaan ANC dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel.4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian Pemeriksaan ANC

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
BaikCukupKurang 1910 95 %5 %0 %
Jumlah 20 100%

Dari tabel diatas menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pegertian pemeriksaan ANC diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan baik 19 orang (95%),cukup 1 orang (5%) sedangkan responden yang tingkat pengetahuan kurang tidak ada.
4.1.2 Pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden tentang manfaat pemeriksaan ANC dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut:









Tabel.4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang manfaat Pemeriksaan ANC

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
BaikCukupKurang 7130 35 %65 %0 %
Jumlah 20 100%

Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC diproleh responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (35%),responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 13 orang (65%) sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang tidak ada.
4.1.3 Pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden tentang frekuensi pemeriksaan ANC dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi Pemeriksaan ANC

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
BaikCukupKurang 1181 55 %40 %5 %
Jumlah 20 100%
Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC diproleh responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 11 orang (55%),responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (40%) sedangkan untuk pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (5%).
4.1.4 Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden tentang Tanda bahaya kehamilan dapat dideskripsikan dalam bentuk tabel berikut
Tabel.4.4 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang tanda Bahaya kehamilan

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
BaikCukupKurang 4151 20 %75 %5 %
Jumlah 20 100%

Dari tabel diatas menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (20%),,responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 orang (75%) sedangkan untuk pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (5%).


4.2 Pembahasan
4 .2.1 Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pemeriksaan ANC
Hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pemeriksaan ANC didapatkan bahwa sebagian besarresponden 19 orang (95%) mempunyai pengetahuan baik, 1 orang mempunyai pengetahuan cukup, sedangkan untuk tingkat pengetahuan kurang tidak ada.
Tingkat pengetahuan baik pada sebagian besar responden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :tingkat tahu (know) yang dimiliki responden cukup memadai tentang bagaimana pengertian pemeriksaan ANC, pemahaman (comprehension) tentang bagaimana kemampuan dalam pemahaman bagaimana pengertian pemeriksaan ANC, serta Aplikasi (Application) dalam pengertian mengenai pemeriksaan ANC.
Pengetahuan yang baik adalah dimana individu memiliki kemampuan untuk memperjelas fenomena yang terjadi di sekitarnya, hal ini dapat diperjelas dengan hasil tahu yang dimiliki individu melalui atau dengan memperjelas fenomena sekitar(3). Dengan demikian dapat disimpulkankan bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pemeriksaan ANC di BPS Sunarti desa jagapura adalah baik, hal ini disebabkan oleh pengalaman dari kehamilan sebelumnya, kesadaran ibu hamil akan pentingnya kesehatan selama masa kehamilan, serta pengaruh lingkungan yang mayoritas kesadaran ANC-nya tinggi hal ini didukungan oleh fasilitas kesehatan yang memadai.


4.2.2 Pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC
Hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC didapatkan bahwa sebagian besar responden, 7 orang (35%), yang mempunyai pengetahuan cukup 13 orang (65%), sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang tidak ada.
Tingkat pengetahuan cukup pada sebagian besar responden bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: Tingkat pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki, pengalaman apa yang telah atau yang sedang dialaminya tantang pemeriksaan ANC, sosial budaya mempunyai peran dalam mempengaruhi pengetahuan seseorang. Keyakinan merupakan perasaan atau ide seseorang yang akan menimbulkan efek positif maupun negatif suatu obyek materi tentang pemeriksaan ANC. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dari pengetahuan dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan(16).
Untuk meningkatkan pengetahuan menjadi baik perlu dilakukan langkah-langkah peningkatan pengetahuan responden diantaranya adalah dengan didapat dari pengalaman,pelatihan,konseling dan pendidikan.
4.2.3 Pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC
Hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC di dapat sebagian besar 11 responden (55%) mempunyai pengetahuan baik, yang berpengetahuan cukup 8 orang (40%) sedangkan yang berpengetahuan kurang 1 orang (5%).
Domain pengetahuan merupakan awal dari perilaku baru pada orang dewasa dimana domain pengetahuan dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulasi yang berupa materi atau objek sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui dan akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan, maka pendidikan, pengetahuan dan pengalaman memegang hal penting(3).
Dengan demikian tercapailah pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC dengan pengetahuan baik, tapi diantara pengetahuan baik dan terdapat 1 orang (5%) responden memiliki pengetahuan kurang maka harus segera ditindaklanjuti dengan meningkatkan konseling mengenai frekuensi pemeriksaan ANC agar tercapainya standar asuhan kebidanan.
4.2.4 Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan
Hasi penelitian pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan didapatkan 4 orang(20%), yang mempunyai pengetahuan cukup 15 orang (75%) sedangkan yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang 1 orang (5%).
Pengetahuan seseorang didapat dari pengalaman, informasi, buku, media masa dan lain-lain, Tingkat pengetahuan sangat dipengaruhi oleh kemampuan seseorang dalam merecall pengetahuan / nalar tahu (know) pada sebuah materi, pemahaman (comprehension), aplikasi (application), analisa (analysis), sintesis (sythesis), evaluasi (evaluation) pada sebuah objek materi(17).
Dengan hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan cukup, untuk meningkatkan pengetahuan lebih baik pada ibu hamil khususnya mengenai pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan perlu kirannya dilakukan langkah-langkah peningkatan pengetahuan diantaranya adalah konseling, pendidikan, rajin membaca buku, media masa dan informasi tentang kesehatan.















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil tentang pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Dari 20 responden di BPS Sunarti desa Jagapura Kabupaten Cirebon diperoleh responden dengan pengetahuan baik sebanyak 55% (11 orang), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 45% (9 orang), jadi tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang..
5.1.1 Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian ANC, dari 20 responden yang berpengetahuan baik 19 orang (95%), yang berpengetahuan cukup i orang (5%), sedangkan yang berpengetahuan kurang tidak ada.
5.1.2 Pengetahuan ibu hamil tentang manfaat pemeriksaan ANC, dari 20 responden yang berpendidikan baik 7 orang (35%), yang berpengetahuan cukup 13 orang (65%) yang berpendidikan kurang tidak ada.
5.1.3 Pengetahuan ibu hamil tentang frekuensi pemeriksaan ANC, dari 20 responden yang berpengetahuan baik 11 orang (55%), yang berpengetahuan cukup 8 orang (40%), sedangkan yang berpengetahuan kurang 1 orang (5%).
5.1.4 Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan, dari 20 responden yang berpengetahuan baik 4 orang (20%), yang berpengetahuan cukup 15 orang (75%), sedangkan yang berpengetahuan kurang 1 orang (5%).
Keadan ini menggambarkan bahwa tingkat pengetahuan responden di BPS Sunarti desa Jagapura Kabupaten Cirebon tentang pemeriksaan ANC adalah baik.

5.2 Saran
Beberapa saran dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain :
5.2.1 Bagi klien
Tingkatkan motivasi pada klien khususnya ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di BPS Sunarti agar mendapatkan informasi lebih banyak tentang kesehata khususnya tentang pemeriksaan ANC agar tercapainya standar pelayanan kebidanan
5.2.2 Bagi BPS Sunarti
Tingkatkan pelayanan kesehatan pada para ibu hamil dalam upaya pencapaian standar pelayanan kebidanan secara maksimal melalui penyuluhan atau promosi kesehatan.
5.2.3 Bagi institusi pendidikan
Diharapkan kepada pihak institusi untuk dapat lebih melengkapi literatur-literatur yang diperlukan mahasiswa sebagai acuan dan bahan penelitian selanjutnya.






ABSTRAK


GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN ANC DI BPS SUNARTI DESA JAGAPURA KABUPATEN CIREBON
TAHUN 2008

V Bab + Halaman + Tabel + Bagan

ANC atau pemeriksaan dan pengawasan antenatal adalah pemeriksaan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan pemberian ASI, dan kembalinyi kesehatan reproduksi secara wajar dengan menggunakan standar pelayanan asuhan kebidanan 7 T. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Desa Jagapura Kabupaten Cirebon bulan Januari - Mei tahun 2008.

Jenis Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya, tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara langsung dengan membagikan kuesioner yang disajikan dalam bentuk pertanyaan.

Hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC, di dapatkan bahwa pengetahuan ibu hamil dengan kategori baik sebanyak 55% (11 orang), responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 45% (9 orang), sedangkan untuk responden dengan pengetahuan kurang tidak ada. Keadaan ini menggambarkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC di BPS Sunarti desa Jagapura Kabupaten Cirebon adalah baik. Baiknya pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan, selain pendidikan, pengalaman serta sumber informasi juga dapat mempegaruhi pengetahuan seseorang

Meskipun hasil penelitian ini adalah baik tapi diharapkan para ibu hamil lebih memperbanyak informasi tentang kesehatan dan diharapkan lebih banyak mendapatkan bimbingan atau konseling khususnya mengenai ANC.

Kata Kunci : Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian pemeriksaan, manfaat pemeriksaan, dan frekuensi pemeriksaan ANC serta tanda bahaya kehamilan.
KATA PENGANTAR

Segala puji & syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat serta karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan ANC di BPS Sunarti Bulan Januari-Mei Tahun 2008”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan program Studi Diploma III Kebidanan sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon.
Dalam penyusunan proposal ini penulis banyak mendapat bantuan baik berupa bimbingan, pengarahan, maupun dukungan moral yang sangat membantu penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Drs. E. Jumhana Cholil, MM., selaku Ketua Yayasan STIKes Cirebon.
2. Djaenal Asikin, SKM, M.Kes., selaku Ketua STIKes Cirebon.
3. Rahayu Widiarti, SKM., selaku Ketua Program Studi sekaligus pembimbing Akademik program studi D III Kebidanan STIKes Cirebon.
4. .Sunarti, Amd, Keb., selaku pembimbing lapangan.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Dalam penyusunan proposal ini penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penyampaiannya, oleh karena itu saran & kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan guna perbaikan pada masa yang akan datang.
Cirebon, Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR DIAGRAM vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.3.1 Tujuan Umum 4
1.3.2 Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.4.1 Manfaat Bagi Praktisi 5
1.4.2 Manfaat Teoritis 5
1.5 Ruang Lingkup 5
1.6 Definisi Konseptual dan Operasional 5
1.6.1 Definisi Konseptual 5
1.6.2 Definisi Operasional 6
1.7 Kerangka Pemikiran 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan 9
2.1.1 Definisi Pengetahun 9
2.2 Pengetahuan (Antenatal Care) 9
2.2.1 Pengertian 9
2.2.2 Pengetahuan 10
2.2.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 11
2.2.4 Penelitian Roger 12
2.3 Konsep Kehamilan 13
2.3.1 Kehamilan 13
2.3.2 Tanda-Tanda Kehamilan 13
2.4 Pemeriksaan ANC 17
2.4.1 Pengertian 17
2.4.2 Pemeriksaan Kehamilan 18
2.5 Manfaat Pemeriksaan ANC 22
2.6 Frekuensi Pemeriksaan ANC 24
2.7 Tanda Bahaya Kehamilan 24
2.7.1 Anemia 24
2.7.2 Perdarahan 25
2.7.3 Hiperemesis 26
2.7.4 Ketuban Pecah Dini 27
2.7.5 Pre Eklampsia dan Eklampsia 28
2.7.6 Gerak Janin Tidak Dirasakan
BAB III METODE PENELITIAN 35
3.1 Jenis Penelitian 35
3.2 Variabel dan Sub Variabel 35
3.3 Populasi dan Sampel 36
3.4 Instrumen Penelitian 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data 37
3.6 Teknik Analisa Data 37
3.7 Waktu dan Tempat Penelitian 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 41
4.2 Pembahasan 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 49
5.2 Saran 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang pengertian
Pemeriksaan ANC 42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang manfaat
Pemeriksaan ANC 43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang frkuensi
Pemeriksaan ANC 43
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
Kehamilan 44













DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemeriksaan ANC 41




















DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen
2. Kuesioner
3. Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent)
4. Surat Ijin Penelitian
5. Tabel Master
6. Prosentase Pengetahuan Responden
7. Analisa Data
8. Kartu Kegiatan Bimbingan KTI













DAFTAR PUSTAKA

(1) Depkes RI (2006). http/www.pengertian pemeriksaan ANC.jakarta

(2) Dinkes Kabupaten Cirebon 2006(cakupan pemeriksaan ANC di kabupaten Cirebon)

(3) Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rhineka Cipta.

(4) Prawirohardjo, Sarwono (2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

(5) Arikunto, Suharsini (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Evisi VI. Jakarta: Rhineka Cipta.

(6) Arikunto, Suharsini (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: Rhineka Cipta.

(7) SIE KIA (2006). http/www.makro.com/doc angka kematian ibu.

(8) Dinkes Propinsi Jawa Barat,2006. http/:www.cakupan pemeriksaan ANC.co.id/2007.Jawa Barat.

(9) Notoatmodjo, Soekidjo (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rhineka Cipta.

(10) Sastrawinata, Sulaiman (2005) Obstetri Fisiologi. UNPAD. Bandung.

(11) Mansjoer, Arief (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid Pertama. Jakarta: Media Aescupalius

(12) Azwar, Azril (2006). http:/www.gatra.com/2006. Jakarta.

(13) Muchtar, Rustam. (1998). Sinopsis Obstetri Ginekologi. Jili I. Jakarta: EGC.

(14) Saepudin, Abdul Bari (2001). Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I. Jakarta: YBP-SP.

(15) Sudrajat, A. (2002.) Kesehatan Reproduksi Remaja (Online).www.kespro info.co.id.

(16) Saduloh, (2003) pengertian pengetahuan www.info.co.id.

(17) WHO, (2002) pengertian pengetahuan www.mikro.com.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tandan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan akan memanfaatkan penelitian, maka saya bersedia / tidak bersedia *) untuk diambil sebagai responden penelitian dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN ANC DI BPS SUNARTI DESA JAGAPURA KABUPATEN CIREBON TAHUN 2008”.

Demikian secara sukarela dan tanpa unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini



Cirebon, Juli 2008



_________________

*) Coret yang tidak perlu.

No comments:

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda! Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar!.