Sunday 10 February 2013

SIKAP ISTRI TERHADAP SUAMI


Jadilah seperti Khadijah r.a.



Ingatlah bahwa:
1.     Semua bencana terpulang kepada istri yang buruk, yang tidak dapat membuat tentram hati suaminya bila berada di rumah dan tidak membuat senang mata suaminya ketika memandangnya.
2.    Tidak pantas bagi seorang istri yang cantik rupanya untuk merusak kecantikannya itu dengan perangai yang tidak baik, dan tidak pantas pula bagi istri yang jelek rupanya untuk menggandakan kejelekannya itu dengan kejelekan perangainya.
3.   Istri yang buruk: perkataannya berupa ancaman, suaranya meninggi, dan kegemarannya menguburkan kebaikan suami tetapi menyebarkan keburukannya. Tidak ada rasa kasih sayang di hatinya terhadap suaminya, dan sangat kurang kepedulian dalam mengurusnya. Dia amat suka mencerca suaminya dan mencerca orang-orang lain. Jika dia berbicara kepada suaminya, telunjuknya di arahkannya kepadanya. Dia bisa-bisa saja menangis, padahal dialah sesungguhnya yang jahat. Rumahnya berantakan dan pekerjaan rumah terbengkalai. Lidahnya telah dipenuhinya dengan kebohongan, dan darahnya telah dilumurinya dengan kejahatan.
4.    Istri yang paling baik adalah istri yang paling lama jika berdiri (paling banyak melayani suaminya), paling sopan jika sedang duduk, dan paling jujur jika berbicara. Jika dia lagi marah, dia pandai meredam marahnya itu. Jika tertawa, dia hanya tersenyum dan tidak terbahak-bahak. Jika membuatkan sesuatu untuk suaminya, dia melakukan dengan sebaik-baiknya. Kesukaannya adalah menaati suaminya dan selalu berdiam di rumah. Dia disegani oleh para tetangga, rendah hati, dan berbadan subur (untuk melahirkan) serta sangat menginginkan punya anak.

Beberapa wasiat yang dapat mengantarkan seorang perempuan menjadi istri yang baik:
·      Hindari memakai pakaian dapur yang penuh dengan bau bawang putih, bawang merah, ikan, sayur-sayuran, dan lain-lain, jika berdekatan dengan suami.
·      Janganlah menatap laki-laki yang ada di televisi dengan terlalu di hadapan suami, agar suami tidak merasa bahwa dia ternyata bukan milikmu satu-satunya.
·         Janganlah sikali-kali keluar dari rumah tanpa izin darinya, dan janganlah pula sekai-kali memasukkan laki-laki lain ke dalam rumah tanpa izin darinya.
·         Janganlah melakukan puasa sunnah kecuali dengan izin darinya.
·      Mendidik anak dan mengarahkannya kepada kebaikan adalah tugasmu bersama suami, dan jangan sampai bertengkar di hadapan mereka.
·   Jika suami sedang marah, jangan sekali-kali menyela perkataannya, dan jangan pula sampai memperuncing mesalah akan tetapi bantulah dia untuk meredam kemarahannya walaupun dengan cara diam, misalnya.
·         Janganlah sikali-kali menuntut sesuatu yang dia tidak mampu memenuhinya.
·         Janganlah sekali-kali menuduhnya pelit, sekalipun sebenarnya dia memang pelit. Akan tetapi, obatilah kekurangannya itu dengan cara-cara lain, seperti memuji sifat-sifat baik yang ada pada dirinya, atau mengingatkannya akan pemberiannya kepadamu pada masa lalu. Misalnya dengan mengatakan, ”Sesungguhnya kanda baik sekali ketika memberiku ini minggu lalu.”
·     Berusahalah agar suami tidak melirik perempuan lain di luar rumah yang penampilannya jauh lebih anggun dari dirimu.
·     Berhiaslah dengan perhiasan yang disukai oleh suamimmu, bukan dengan yang disukai oleh dirimu sendiri. Maka jika dia menyenangi suatu parfum atau suatu pakaian, yang engkau sendiri sebenarnya tidak menyenanginya, maka tetaplah menggunakannya demi memenuhi kesenangannya. Sebab engkau berhias sebenarnya untuknya, bukan untuk dirimu.
·         Pujilah suamimu selalu atas kebaikan apapun yang ada padanya, tapi jangan sampai berlebih-lebihan.
·         Mintalah doa darinya.
·      Berusahalah agar suamimu berkata ketika melihat perempuan-perempuan lain lebih cantik dan lebih anggun dari dirimu, ”Sesungguhnya istriku labih cantik dari kamu semua, dan aku tidak akan mencari seseorang perempuan lain pun selainnya.”
·         Siapkanlah makanan yang disukainya menjelang dia pulang ke rumah.
·     Sibukkanlah anak-anak dengan berbagai kegiatan agar berkurang kegaduhan di dalam rumah yang bisa membuat pikiran suami tidak tenang.
·         Sebarkanlah aroma yang wangi di setiap sudut ruangan rumah.
·   Janganlah engkau menunggu-nunggu agar suamimu meminta dirimu untuk berhubungan intim dengannya, melainkan nampakkanlah kepadanya hasratmu untuk itu dengan cara menggeraikan rambut, memakai pakaian yang agak tipis, menggunakan parfum yang baunya menggoda, mengucapkan kata-kata romantis, atau memandang ke arahnya dengan pandangan penuh hasrat. Dan jangan sekali-kali lebih dahulu tidur darinya kecuali dalam keadaan darurat.
·         Janganlah sampai suamimu merasa menyesal terhadap hari perkawinannya dengan dirimu lantaran buruknya sikap dan perlakuanmu terhadapnya.
·         Jangan sekali-kali tidak menuruti kemauannya, sekalipun kemauannya itu tidak engkau senangi, selama ia tidak menginginkan perbuatan maksiat kepada Allah SWT.
·         Suamimu tentunya berangan-angan agar engkau mendampinginya pada waktu-waktu sulit dan tetap setia kepadanya ketika ia menderita kekurangan. Maka jika ia sedang tidak mampu memberikan makanan yang terbaik bagimu, atau membelikan pakaian yang mahal untukmu, atau menyediakan alat-alat elektronik yang bagus untukmu, maka janganlah engkau berpaling darinya dan memandang orang lain yang keadaan keuangannya jauh lebih baik darinya, agar ia tidak merasa bahwa engkau kawin dengannya hanyalah karena mengharapkan hartanya, bukan karena mengharapkan perhatian, kasih sayang, dan kesetiaan darinya.
·         Tidak ada kebaikan yang terbaik bagi seorang mukmin setelah takwa- selain dari istri yang shalehah, yang jika ia menyuruhnya, dia taat, jika ia memandang kepadanya, dia menyenangkan, dan jika ditinggal pergi, dia mampu memelihara kesucian dirnya dan menjaga harta suaminya. Maka berusahalah engkau menjadi kebaikan yang terbaik tersebut.
·         Berusahalah agar perkawinannya denganmu menjadi penyejuk hati, penenang jiwa, dan pelepas dahaga bagi dirinya.
·         Temanilah suamimu makan, dan jangan sampai tidak melakukannya, misalnya dengan alasan lagi kenyang.
·         Nampakkanlah wujud perhatianmu kepadanya, misalnya dengan menyiapkan makanan baginya menjelang kepulangannya ke rumah.
·         Tundalah keluhan atau masalah darimu sampai suamimu selesai makan dan istirahat sebentar dari kelelahannya, ataupun setelah medengarkan keluhannya sendiri.
·         Janganlah ikut campur terhadap setiap urusannya, mencari tahu seluk-beluk kehidupannya yang dulu, membuka-buka surat-suratnya, dan lain-lain, dengan alasan bahwa engkau adalah istrinya. Janganlah seperti itu, melainkan cukupkan saja dengan apa-apa yang disampaikannya kepadamu. Apa-apa yang tidak disampaikannnya, janganlah engkau menuntut-nuntutnya dan memaksanya untuk membukakan rahasianya kepadamu.
·         Temanilah ia dalam berhubungan intim, maksudnya janganlah engkau bersikap dingin ketika itu bagaikan jenazah dihadapan orang yang memandikannya.
·         Jangan sekali-kali sampai ada seorang pun-betapa pun dekatnya denganmu-yang mengetahui rahasia suamimu ataupun mengetahui rahasia hubungan intimnya dengan dirimu.
·         Tunjukanlah kepada suamimu bahwa ia adalah orang satu-satunya dalam hidupmu, tidak ada seorang pun selainnya dalam hatimu.
·         Jadikanlah kata-kata berikut sebagai ucapan sehari-harimu di hadapannya, ”Semoga Allah memberkatimu”, “Semoga Allah membalasimu dengan yang lebih baik”, ”Maaf  ya suamiku”, ”Mana yang terbaik menurutmu, aku akan ikut”, “Aku sangat senang dengan baju yang engkau belikan ini”, dan lain-lain yang seumpama dengan itu.
·         Jika suamimu datang membawakan sesuatu untukmu, maka tunjukkanlah bahwa engkau merasa senang menerimanya dan berterima kasihlah kepadanya, sekalipun sebenarnya tidak demikian.
·         Hubungilah suamimu sekali-kali dengan telpon jika ia sedang berada di tempat kerjanya, atau jika ia sedang di luar kota agar dia merasa bahwa engkau ada perhatian terhadapnya  dan bahwa engkau merasa kesepian tanpa dirinya.
·         Hindarilah apa saja yang dapat menimbulkan kemarahan suamimu.
·         Istri yang shalehah adalah istri yang dapat mengantarkan suaminya kepada kehidupan akhirat dan mampu memberikan kesenangan baginya di dunia ini.
·         Bantulah suamimu dalam menaati Allah SWT. Ingatkanlah ia selalu jika lalai dalam shalatnya, anjurkanlah kepadanya untuk sering-sering membaca Al-Qur’an, dan ingatkanlah ia agar selalu mencari rezeki dengan cara yang halal.
·         Tatalah rumah dengan rapi dan jagalah selalu kebersihannya agar dia merasa senang bila berada di rumah.
·         Jagalah harta suamimu, jangan dibelanjakan untuk hal-hal yang tidak perlu, jangan pula tanpa izin darinya.
·         Jagalah kesucian dirimu baik-baik dengan menghindari tempat-tempat yang bercampur-baur antara laki-laki dan perempuan di sana.
·         Hormatilah keluarganya, jamulah mereka dengan baik bila mereka datang bertamu ke rumah. Lebih baik lagi jika lebih dahulu datang bertamu ke rumah mereka, sekalipun mereka memutuskan silaturahmi denganmu.
·         Hormatilah tamu-tamu suami yang datang ke rumah dan jangan menampakkan rasa bosanmu jika mereka agak sering datang.
·         Hiburlah suamimu ketika dia mendapat musibah, dan hadapilah musibah itu dengan sabar dan tawakkal kepada Allah, jangan sampai engkau merasa gelisah, berkeluh-kesah, bahkan marah karenanya.
·         Janganlah ber-haddad (meninggalkan berhias-hias dan berharum-harum) ketika salah satu dari orang tua meninggal melebihi tiga hari, sebab hanya ketika suami meninggal saja engkau boleh ber- haddad agak lama, yakni empat bulan sepuluh hari.
·         Bangunlah lebih dulu ketimbang suami, dan siapkanlah sarapan pagi untuknya serta pakaian yang rapi untuk dia berangkat kerja.
·         Berdirilah di sampingnya ketika ia memakai pakaian untuk berangkat kerja dan juga ketika ia akan meninggalkan rumah.
·         Perhatikanlah kerapian penampilannya, sekalipun ia sendiri tidak peduli dengan kerapian penampilannya itu.
·         Sambutlah kedatangan suami sepulang kerjannya dengan sambutan yang baik dan hangat. Lebih baik lagi jika engkau mengajak anak-anakmu ikut menyambut kedatangan bapaknya. Dan jangan lupa merapikan pakaian, rambut, dan dandananmu ketika menyambutnya itu.
·         Tolonglah pekerjaan suamimu semampumu jika ia membawa tugas kerjanya pulang ke rumah.
·         Lemah-lembutlah ketika berbicara dengannya dan hadapkanlah wajahmu kepadanya ketika itu agar ia merasa tentram jika berbicara denganmu.
·         Panggillah suamimu dengan panggilan yang disukainya.
·         Rundingakanlah dengannya tentang urusan apa saja yang memang patut dirundingkan dengannya, seperti tentang rumah, keuangan (belanja), pendidikan anak, dan lain-lain.
·         Berbesar hatilah engkau menghadapi kekeliruan, kesalahan, dan kekurangan suami, jangan sampai merasa angkuh, sombong, dan tinggi hati terhadapnya.
·         Jagalah selalu rahasia suamimu dan jangan sampai membukanya kepada sorang pun, betapa pun dekatnya orang itu dengan engkau.
·         Peliharalah peralatan suami dengan baik, jangan sampai tidak memperhatikannya.
·         Jangan sampai kamu ikut campur ketika suamimu memarahi anak-anak untuk mendidik mereka, dan jangan sekali-kali memberikan kepada mereka sesuatu yang dilarang oleh suami kepada mereka.
·         Didiklah anak-anak dengan baik dan perhatikanlah makanan dan pakaian mereka.
·         Janganlah sekali-kali membandingkan dirinya dengan dirimu atau dengan tetangga, atau dengan siapa pun, karena hal ini akan membuatnya berkecil hati.
·         Jika engkau ingin memberikan sebuah nasehat kepadanya, maka sampaikanlah dengan kata-kata yang baik dan bijaksana dan jangan menyampaikannya di hadapan anak-anak.
·         Perhatikanlah kondisi suamimu terlebih dahulu jika ingin mengajaknya pergi rekreasi, atau berkunjung ke rumah saudaranya, dan sebagainya.
·         Perbaharuilah selalu susunan perabot rumah tangga, terutama menjelang suami kembali dari perjalanannya. Dan katakan kepadanya bahwa hal itu engkau lakukan hanyalah demi menyenangkan hatinya.
·         Jangan sekali-kali engkau mengatakan kepadanya, “Sungguh aku taat kepadamu hanyalah karena mendekatkan diri kepada Allah,” sekalipun sebenarnya engkau berbuat demikikian memang hanya karena Allah.
·         Jadikanlah dirimu siap selalu jika diminta secara mendadak untuk melakukan sesuatu.
·         Buatlah makanan yang sesuai kebutuhan dan seleranya.
·         Sesuaikanlah dirimu dengan kondisi kehidupan suamimu dan kondisi pekerjaannya.
·         Terangkanlah kesibukan suamimu kepada sanak saudaranya agar mereka menyadari mengapa saudaranya itu jarang berkunjung ke rumah mereka.
·         Sadarilah bahwa keberhasilan suamimu adalah keberhasilanmu juga.
·         Carilah kegiatan-kegiatan tertentu yang bermanfaat dan tidak bermaksiat yang dapat menghibur dirimu di rumah ketika suamimu sedang pergi bekerja.
·         Hargailah kebaikan-kebaikannya dan berusahalah memaafkan atau melupakan kesalahan-kesalahannya.
·         Ciptakanlah suasana santai dan ceria di dalam rumah.
·         Ingatkanlah ia pada kesuksesan-kesuksesannya yang telah ia raih pada masa lalu.
·         Mintalah pendapatnya selalu, dan jika ia mengemukakan pendapat, dukunglah sepenuhnya.
·         Akuilah selalu kabaikannya kepadamu, memang dialah yang selalu mendampingimu, melindungimu, memperhatikanmu, dan juga memenuhi segala kebutuhan hidupmu lahir dan batin.
·     Janganlah sekali-kali berbuat curang kepadanya,  karena lobang kehancuran rumah tangga bisa berawal dari lubang yang sedikit itu.
·     Sering - seringlah  memandang suamimu dan bersenda - gurau dengannya, dan  janganlah pelit memberikan sentuhan sayang kepadanya.
·     Mintalah kepada suamimu untuk menceritakan kepadamu perihal dirinya, atau pekerjaannya, dan sebagainya, lalu dengarkanlah penjelasannya itu dengan baik tanpa memotong pembicaraannya.
·     Mengapa tidak menghubungi (menelpon) suamimu beberapa menit ketika ia sedang bekerja untuk mengatakan kepadanya bahwa engkau merindukannya, atau untuk menyarankannya agar berhati-hati dalam bekerja?
·     Jangan remehkan gerakan-gerakan sederhana darimu terhadapnya tapi sungguh berarti baginya, seperti memeluh atau menciumnya ketika ia akan berangkat kerja sambil mengatakan, “Selamat bekerja sayang.” Atau, “Hati-hati di jalan, Cinta” atau, “Jangan pulang terlambat, ya.” Dan sebagainya.
·         Hormatilah ibunya, telponlah ia sekali-sekali, kirimkanlah salam kepadanya, berilah ia hadiah, sering-seringlah menjenguknya, dan kenalilah apa-apa saja yang disukainya untuk bisa diberikan kepadanya serta apa-apa saja yang tidak disenanginya agar dijauhi darinya. Jika engkau datang bertamu ke rumahnya, berbicaralah dengannya secara baik dan sopan. Sebutkanlah kabaikan-kebaikan anaknya kepadanya dan pujilah kepandaiannya mendidik anaknya dahulu. Jangan sekali-kali membicarakan pertengkaranmu dengan suami kepadanya. Jangan membantahnya, sekalipun menurutmu apa yang disampaikannya adalah kurang benar. Sebutkanlah kepadanya bahwa berkat doanya engkau dan anaknya hidup rukun dan bahagia. Dekatkanlah anak-anakmu kepadanya. Semua itu akan membahagiakan hatinya dan hati suamimu sendiri, sehingga ia semakin sayang kepadamu dan berusaha untuk berbuat yang serupa terhadap ibumu sendiri.

Nasihat Ummu Iyas di hari pernikahan putrinya:
Putriku tersayang, sesungguhnya sebentar lagi engkau akan meninggalkan rumah tempat engkau lahir dan dibesarkan menuju rumah baru bersama seorang laki-laki yang sebelumnya tidak engkau kenal, seorang teman hidup yang belum engkau ketahui watak dan karakternya. Jadilah engkau bagaikan seorang hamba wanita baginya, niscaya ia akan menjadi bagaikan seorang budak pria bagimu. Peliharalah sepuluh sifat untuknya yang kesemua sifat itu akan menjadi perbendaharaan berharga bagimu:

1.            Khusyu (bersungguh-sungguh) melayaninya sambil bersikap qana’ah (menerimanya apa adanya).
2.            Mendengarkan kata-katanya dan patuh terhadap perintah-perintahnya.
3.   Peliharalah pandangannya terhadapmu, jangan sampai matanya menjadi berdebu ketika melihat penampilanmu yang tidak rapi dan kotor.
4.            Pelihara pula penciumannya terhadapmu, jangan sampai hidungnya tersakiti lantaran bau badanmu yang busuk
5.            Perhatikan baik-baik waktu tidurnya, sebab serangan tidak bisa tidur nyenyak sangat membahayakan.
6.            Perhatikan pula makanannya, sebab api lapar sangat menghanguskan.
7.            Perhatikan baik-baik hartanya.
8.            Perhatikan baik-baik pula anak-anak serta keluarganya.
9.            Janganlah sekali-kali mendurhakai  perintah-perintahnya dan menyebarkan rahasia-rahasianya. Sebab, jika engkau tidak mengindahkan perintah-perintahnya, hatinya akan terluka karenamu, dan jika engkau menyebarkan rahasia-rahasianya, maka engkau tidak akan aman dari pengkhianatannya.
10.   Janganlah sekali-kali merasa gembira ketika dia sidang dirundung duka, dan sebaliknya jangan sekali-kali merasa sedih ketika ia sedang bersuka-cita.

Syair :             
Istri yang penurut membuat hatimu berbunga-bunga
Begitu juga anak-anak yang lucu dan manja

Kamar yang bersih membuat jiwamu bahagia, suguhan yang lezat dapat melepaskan dahaga
Semuanya melebihi segenap kesengan istana


Terima Kasih Atas Kunjungan Anda! Jangan Lupa Untuk Meninggalkan Komentar!.